WAHANANEWS.CO, JAKARTA - Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku tidak mengetahui detail teknis mengenai proses oplosan atau pencampuran Ron 90 atau bahkan Ron 88 dengan Ron 92 dalam produk Pertamax.
Namun, ia menegaskan bahwa masalah utama terletak pada sistem pengadaan yang tidak transparan.
Baca Juga:
Ahok Bongkar Skandal Pertamina, Siap Putar Rekaman Rapat di Persidangan
Dalam rapat dengan DPR, diakui bahwa zat aditif yang digunakan berasal dari Afton, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat.
"Kalau soal itu pemasoknya mencampur, itu permainan bajingan. Kenapa lu terima?" ujar Ahok dikutip dari rmol.id, Minggu (2/3/2025).
Terkait permasalahan tersebut, Ahok juga mengaku siap untuk diperiksa penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung).
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
Di sisi lain, terjadi perdebatan yang menyebut Pertamina mencampur produk bahan bakar seperti Pertamax dengan zat aditif.
Ahok menekankan bahwa Pertamina seharusnya memiliki insinyur-insinyur yang mampu menguji kualitas minyak sebelum diterima.
"Harusnya kalau Pertamina beli minyak, kan kalian punya insinyur-insinyur, ya dites dong. Masa minyak masuk kapal, komisaris utama yang harus cek ke Tanjung Priok? Kalau begitu, semua dipecat saja," katanya.