Di
samping itu, juga bermanfaat sebagai penyediaan air baku dengan debit 510
liter/detik, menambah cadangan listrik (PLTM) sebesar 0,54 MW, pengendalian
banjir, kawasan konservasi, dan potensi pariwisata baru di Bali utara.
Pembangunan
bendungan dikerjakan oleh kontraktor PT PP - Adijaya (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp 816 miliar.
Baca Juga:
18 TPS di Buleleng Tak Terjangkau Jaringan Internet
Saat
ini, progres konstruksinya mencapai 51.72 persen dan
ditargetkan selesai pada 2022.
Bendungan
Tamblang memiliki luas lahan 73 hektare dengan sumber air berasal dari Tukad
Daya.
Bendungan
ini merupakan bendungan dengan tipe Rock
Fill Dam dengan Inti Tegak puncak 260 meter dan lebar puncak 12 meter,
dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel
tapal kuda dengan diameter 4,50 meter.
Baca Juga:
Gibran Janji Kaji Ulang Pembangunan Bandara Bali Utara jika Terpilih
Pembangunan
bendungan tersebut akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Bali yang
terkenal dengan sejumlah destinasi pariwisata bertaraf internasional.
Sebelumnya,
telah dibangun Bendungan Titab Kabupaten Buleleng (2011-2015) dengan kapasitas
tampung 12,80 juta meter kubik, Bendungan Benel Kabupaten Jembrana selesai 2010
(kapasitas 1,9 juta meter kubik), Bendungan Telaga Tunjung di Kabupaten
Tabanan selesai 2007 dengan kapasitas 1,26 juta meter kubik, Bendungan Grokgak di Kabupaten
Buleleng selesai 1997 dengan kapasitas 3,1 juta meter kubik, dan Bendungan
Palasari di Kabupaten Jembrana selesai 1989 dengan kapasitas 8 juta
meter kubik. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.