Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan kematian satu keluarga Kalideres ini memang tergolong kasus rumit. Polisi pun melibatkan sejumlah ahli untuk membuat terang kematian keluarga Kalideres.
"Sebagaimana kita ketahui metode penyelidikan yang kami kembangkan yaitu scientific crime investigation. Ketika kita melakukan penyelidikan ilmiah kita harus telusuri dan analisis bukti yang tersedia untuk memastikan hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Tim ahli memerlukan waktu untuk meneliti setiap item barang bukti yang ditemukan dalam penyidikan ini. Penyidik dan tim ahli juga meneliti dengan cermat setiap temuan-temuan.
"Mengapa butuh waktu yang lama? Karena kita memang butuh kehati-hatian dan ketelitian karena memang scientific crime investigation membutuhkan analisis yang cermat dan bukti-bukti yang tersedia. Proses ini melibatkan pengumpulan dan analisis investigasi data secara langsung. Karena penyelidikan ini melalui metode ilmiah maka harus melalui proses verifikasi yang ketat," terang Hengki.
Bukan Penganut Sekte
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Spekulasi-spekulasi bermunculan terkait kematian keluarga Kalideres ini. Salah satunya bahwa keluarga tersebut menganut sekte.
Namun, spekulasi tersebut terpatahkan. Pakr sosiplog agama, Jamhari MA memastikan keluarga ini bukan penganut sekte.
"Kesimpulan saya mereka bukan penganut sekte, apalagi apokaliptik. Mereka orang normal yang bisa meninggal secara wajar karena penyakit dan yang lain-lain," kata Jamhari dalam jumpa pers di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (9/12).