Meskipun demikian, kata dia, tak dapat
dipungkiri bahwa suatu kelompok biasanya akan memiliki ikatan emosional
antarsesama.
Apalagi, saat ini pimpinan yang mereka
sebut Imam Besar itu terjerat kasus hukum.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
Untuk Aksi 1812 ini,
pengerahan massa dalam jumlah besar untuk datang ke ibu kota negara diperkirakan
akan sulit.
Apalagi, aparat kepolisian sudah
berjaga dan memiliki skema operasinya tersendiri, khususnya
dalam menyikapi sejumlah pergerakan simpatisan Rizieq yang menolak proses
hukum.
"Sulit menggerakkan massa yang
besar seperti sekarang ini, karena petugas akan berusaha mengantisipasi lebih
awal. Sebab, aksi ini tentu telah diperkirakan sejak awal, ketika
akan dilakukan penangkapan terhadap pemimpin mereka," tutur Indradin.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
Upaya Mempengaruhi Proses Hukum
Sebagai informasi, sebelum Aksi 1812 ini, secara bergelombang massa pendukung Rizieq telah
melakukan aksi dengan mendatangi kantor-kantor polisi di sejumlah
daerah, menuntut pembebasan Imam Besar FPI tersebut.