WAHANANEWS.CO, Jakarta - Banjir bandang yang melanda wilayah di 3 provinsi di pulau Sumatra, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh memicu perdebatan dan jadi sorotan.
Terkait apa sebenarnya biang kerok utama di balik banjir bandang disertai tanah longsor dahsyat itu.
Baca Juga:
Rekam Citra Satelit Penyebab Banjir Sumatra
Akibatnya, pemerintah pun kini menyelidiki sejumlah perusahaan yang diduga jadi pemicu bertambah parahnya dampak cuaca terhadap bencana hidrometeorologi di Sumatra tersebut.
Meski, dampak Siklon Tropis Senyar yang memicu intensitas hujan yang sangat lebat disebut sebagai penyebab banjir bandang-longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat terjadi karena kombinasi beberapa faktor yang saling terkait dan mengait.
Baca Juga:
PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) salurkan sejumlah bantuan kemanusiaan ke beberapa titik bencana alam di Sumatera Utara. Bantuan ini meliputi sembako, obat-obatan, baju layak pakai
"Pertama, tadi sudah disampaikan Bu Ketua, adanya Siklon Tropis Senyar yang membuat cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi. Namun, juga ada karena bentuk geomorfologi DAS (Daerah Aliran Sungai). Serta yang ketiga tentu adalah karena kerusakan pada daerah tangkapan air (DTA)," beber Raja Juli dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (4/12/2025) mlansir CNBC Indonesia.
Dia pun menjabarkan kondisi deforestasi yang terjadi di hutan Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Tahun 2025 hingga bulan September, lanjutnya, deforestasi di Indonesia menurun 49.766 hektare (ha) atau 23,01% dibandingkan periode sama tahun 2024. Penurunan juga terjadi di 3 Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.