Ia menilai bahwa pendekatan berbasis data dan penelitian ilmiah akan meningkatkan efektivitas intervensi yang dilakukan.
"Tentu saja, upaya membangun kebiasaan tersebut harus mendapat dukungan. Upaya tersebut perlu dukungan dari semua pihak yang terkait," ucapnya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan agenda perbaikan gizi nasional.
Baca Juga:
Ormas Minta Rp 5 Miliar untuk Tinggalkan Lahan BMKG, Ahmad Muzani: Gangguan Serius
Di sisi lain, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) sebelumnya merilis hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2025.
Berdasarkan survei tersebut, tercatat bahwa prevalensi stunting secara nasional mengalami penurunan dari 21,5 persen pada tahun 2023 menjadi 19,8 persen di tahun ini.
Angka ini menunjukkan adanya tren positif dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia, meskipun masih diperlukan kerja keras untuk mencapai target yang lebih rendah.
Baca Juga:
Buka Konferensi Ke-19 PUIC, Prabowo Serukan Persatuan Parlemen Dunia Islam
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.