WahanaNews.co | Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sosialisasi gerakan panen air, guna mengantisipasi puncak musim kemarau tahun ini, yang diprediksi akan berlangsung pada Juli-Agustus.
Mengutip Antara, Sabtu (9/4), Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan, gerakan panen air ini dapat dimulai dengan mengoptimalkan air hujan dan run off atau limpasan air di permukaan tanah.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Menurut Suwandi, air hujan tersebut akan memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan penyediaan air, terutama di sektor pertanian jika mampu diolah dan dikelola dengan baik.
"Air hujan dan run off ini sebenarnya merupakan salah satu sumber daya yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal, dan hanya dibiarkan mengalir ke saluran-saluran drainase menuju ke sungai-sungai yang akhirnya mengalir ke laut," kata Suwandi.
Ia menjelaskan, gerakan panen air ini adalah ilmu perubahan perilaku, yang telah dilakukan pada dekade 1970-an dan 1980-an di beberapa daerah seperti Gunung Kidul dan di Wonogiri. Di Gunung Kidul misalnya, setiap bawah pohon besar memiliki cekungan untuk menampung air.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Panen air yang dimaksud adalah menggunakan sumur submersible untuk lahan persawahan. Melalui metode ini, air hujan tidak langsung masuk ke sawah untuk menanam padi dan kemudian diteruskan ke sungai, melainkan diputar dahulu untuk berbagai proses produksi, terakhir baru dilepas ke tempat pembuangan
Suwandi mencontohkan daerah yang berhasil menerapkan panen air adalah Kabupaten Grobogan. Daerah ini diketahui merupakan daerah kering, namun bisa menanam dan memanen padi sebanyak empat kali dalam setahun dengan memanfaatkan air hujan.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi menambahkan, sebanyak 19,9% zona musim akan memasuki puncak musim kemarau pada Juli 2022. Sementara, 52,9% zona musim akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2022. Oleh karena itu, memang perlu dilakukan antisipasi.