"Ada sekitar empat tembakan ke lapangan," kata Dipo.
"Setelah tembakan, beberapa orang mundur, namun ada yang terus melawan," kata Fahryanto.
Baca Juga:
Komnas HAM: Aremania Berhambur ke Lapangan Ingin Pelukan dengan Pemain
Selang beberapa menit kemudian, Andika, Eko, Chandra, Fahryanto, dan Dipo satu suara menyatakan, dari sisi depan VIP, polisi menembakan gas air mata ke tribun 12.
"Untuk pertama kali, polisi menembak ke arah tribun 12, di gawang selatan," kata Andika.
"Arah tembakan dari sebelah VIP kanan dekat tribun 14 ke arah tribun 12. Lalu aparat juga terlihat melempar sesuatu, tapi tidak tahu apa. Di tribun 12 itu tidak kelihatan lagi orang, semua putih, hanya samar dan bayangan saja," kata Fahryanto.
Baca Juga:
Tragedi Kanjuruhan, Polisi di Malang Sujud Massal Minta Maaf
Jelas sekali saya lihat, polisi dari depan VIP menodong pistol (gas air mata) ke arah gawang kidul, sekitar tribun 11 hingga 13, ada tiga tembakan," papar Eko.
"Pelurunya (gas air mata) turun di depan kaki saya, seperti karet," kata Eko.
Senada, Chandra juga mengungkapkan hal yang sama di tempatnya, tribun 14.