WahanaNews.co | Dunia saat ini tengah dihadapkan pada lintasan badai sempurna atau The Perfect Storm yang terjadi akibat Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living.
Dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks tersebut, sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak yang terkait menjadi hal yang sangat diperlukan.
Baca Juga:
Cholil Nafis: Awal Puasa Ramadan 2025 Bisa Berbeda, tapi Lebaran Kemungkinan Sama
Hal tersebut terungkap dalam silaturahmi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Selasa (11/10).
Selain menjelaskan kondisi terkini dari perekonomian Indonesia, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sedang memimpin Presidensi G20 dengan berkonsentrasi pada penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.
Selain itu, food security juga menjadi perhatian utama dalam perhelatan berskala global tersebut.
Baca Juga:
Warga Non-Muslim di Sulut Bantu Gerakan Bersih Masjid Jelang Ramadhan 1446 H
Terkait dengan ketahanan pangan, Pemerintah juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan juga diversifikasi pangan melalui pengembangan food estate untuk jangka menengah.
“Indonesia saat ini surplus pupuk. Kita juga ekspor sekitar 2 juta ton urea setiap tahun. Kondisi untuk beras relatif lebih aman. Kita memproduksi beras 1 tahun 31 juta ton dan 3 tahun kita sudah swasembada. Untuk gandum kita tergantung impor,” ungkap Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa inflasi Indonesia yang relatif terjaga di 5,9% menjadikan Indonesia termasuk 5 negara dengan inflasi terendah di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di atas 5% dan berada di peringkat 2 diantara negara-negara anggota G20.