WahanaNews.co | Terkait
poster seruan aksi bertajuk "Jokowi End Game", Badan Intelijen Nasional (BIN)
mengungkapkan memang ada kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan, dan sengaja
memprovokasi rakyat untuk berdemo di tengah situasi pandemi saat ini.
Baca Juga:
Gantikan Budi Gunawan, Jokowi Tunjuk Herindra Jadi Kepala BIN
Hal tersebut diungkap oleh Deputi VII BIN Wawan Hari
Purwanto. Hari awalnya membahas terkait unjuk rasa yang memang dilindungi oleh
konstitusi namun sangat berbahaya jika dilakukan di tengah situasi saat ini.
"Demonstrasi atau unjuk rasa merupakan bagian dari
penyampaian aspirasi yang dilindungi oleh konstitusi. Namun demikian, aksi
demonstrasi di masa pandemi COVID-19 sangat berbahaya dan tidak mencerminkan
jiwa patriotis karena negara dan seluruh elemen bangsa saat ini sedang
berperang melawan penyebaran virus Corona," kata Wawan, saat dihubungi,
Minggu (25/7/2021).
Wawan mengatakan aksi di tengah situasi saat ini, yang juga
berdasarkan penjelasan pakar dan kaidah sains, berbahaya dan cenderung
memunculkan klaster baru. Karena itulah, pemerintah menerapkan kebijakan PPKM
untuk membatasi kegiatan itu demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Baca Juga:
256 Pati Dimutasi Panglima TNI, Berikut Posisi Strategis yang Kena Rotasi
"Aksi demonstrasi di tengah pandemi rentan memunculkan
klaster baru penularan COVID-19. Demonstrasi selalu menghadirkan banyak orang
dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan di tengah ancaman pandemi
COVID-19. Cukup banyak orang yang terlihat sehat, padahal di dalam tubuhnya
terdapat virus dan bisa menularkan ke orang lain," jelasnya.
"PPKM yang menjadi sorotan dalam ajakan aksi
demonstrasi, dibuat pemerintah dengan tujuan untuk memastikan kesehatan dan
keselamatan warga. Siapa saja yang berencana untuk melakukan aksi demonstrasi,
lebih baik menyampaikan aspirasi dengan cara lain, baik secara tertulis ataupun
langsung, terlebih disampaikan dengan konsep, naskah akademik dan lain
sebagainya," lanjutnya.
Namun demikian, Wawan menyinggung terkait tetap adanya
kelompok yang tetap berupaya memprovokasi masyarakat. Kelompok ini, kata dia,
kerap memanfaatkan aksi demonstrasi untuk memprovokasi, memperkeruh situasi,
bahkan menuntut agar Presiden Jokowi mundur.