Saat
ini, Bulog utamanya menyalurkan lewat operasi pasar ataupun
bansos untuk bencana alam.
Ia
menjelaskan, sepanjang Januari-Maret 2021, Bulog telah menyalurkan beras CBP
untuk operasi pasar sebanyak 123.000 ton, untuk tanggap darurat bencana 1.134 ton, serta untuk
golongan anggaran 15.000 ton.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Artinya,
dalam tiga bulan terakhir, rata-rata penyaluran CBP hanya sebanyak 140.000 ton atau
secara bulanan rata-rata hanya 50.000 ton.
Dalam
setahun, maka diperkirakan penyaluran akan mencapai 600.000 ton.
Dalam
perhitungan Buwas, paling banyak Bulog akan menyalurkan beras dari stok CBP
sebanyak 800.000 ton per tahun.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Menurutnya,
ini sudah jauh berbeda dengan kondisi 2018 lalu yang memang angka penyalurannya
tinggi.
"Ketentuan
Bulog punya CBP 1 - 1,5 juta ton itu keputusan rakortas 2018. Rakortas itu
sifatnya keputusan sementara, bukan keputusan tetap. Tapi ini dipakai sampai
sekarang, padahal bansos rastra saja sudah enggak ada," ungkap dia.
Ia
mengatakan, persoalan beras yang menumpuk akibat sisa impor dan penyerapan yang
terus dilakukan tiap tahun tetapi penyaluran rendah, telah dikomunikasikannya
dalam setiap rakortas.