WahanaNews.co | Ekspor produk minyak sawit menunjukkan kenaikan signifikan.
Per Mei 2021, nilai ekspor produk
minyak sawit mencapai USD 3,06 miliar atau sekitar Rp 44 triliun (kurs Rp
14.400 per dolar AS).
Baca Juga:
Harga CPO Turun Terdampak Upaya Diplomatik Israel-Hamas
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha
Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono, mengatakan, nilai tersebut mencetak rekor ekspor sawit bulanan
tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Pencapaian itu juga didukung oleh
harga rata-rata bulan Mei yang sangat tinggi, yaitu USD
1.241 per ton cif Roterdam, yang merupakan harga rata-rata bulanan tertinggi
dalam 10 tahun terakhir.
"Nilai ekspor sawit tersebut mencapai
18,5 persen dari total nilai ekspor nasional bulan Mei yang besarnya USD 16,60
miliar dan menghasilkan neraca perdagangan bulanan lebih USD 2,37 miliar," ujar
Mukti dalam keterangannya, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga:
Bos Sawit Sumringah, Harga CPO Menguat di Awal Pekan
Dia menjelaskan, kenaikan nilai ekspor
juga didukung kenaikan volume ekspor sebesar 12 persen dari bulan sebelumnya, atau mencapai 2,952 juta ton.
Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada
produk olahan CPO sebesar 22,9 persen menjadi 2.318 ribu ton.
Sementara olahan minyak inti sawit/palm kernel oil (PKO) naik 34,8 persen
menjadi 119 ribu ton.
Sedangkan ekspor CPO dan crude PKO
keduanya turun 119 ribu ton atau 40 persen.
GAPKI mencatat, kenaikan ekspor
tertinggi terjadi untuk tujuan Pakistan, yaitu
naik 138 ribu ton menjadi 265,5 ribu ton, Afrika (selain Mesir) naik 103,6 ribu
ton menjadi 243,2 ribu ton, Timur Tengah (selain Mesir) naik 75,1 ribu ton
menjadi 154,72 ribu ton.
Sedangkan ekspor ke Mesir turun 15,8
ribu ton menjadi 77,0 ribu ton.
Penurunan terbesar terjadi untuk
tujuan China sebesar 157,6 ribu ton menjadi 467,3 ribu ton, dan ke India sebesar 83,7 ribu ton menjadi 213,9 ribu ton.
Konsumsi dalam negeri juga mengalami
kenaikan sebesar 55 ribu ton menjadi 1,645 juta ton atau 3,5 persen.
"Konsumsi untuk keperluan pangan
mencapai 842 ribu ton naik 2,8 persen, oleokimia 176 ribu ton naik 8,6 persen
dan untuk biodiesel 627 ribu ton atau turun 0,32 persen dari bulan sebelumnya,"
jelas Mukti.
Lebih lanjut Mukti menyebutkan,
produksi sawit bulan Mei sebesar 4.354 ribu ton terdiri CPO sebesar 3.966 ribu
ton dan PKO 388 ribu ton.
Sehingga total kenaikan produksi CPO
dan PKO adalah 257 ribu ton atau naik 6 persen dibandingkan produksi April
sebesar 4.097 ribu ton.
Menurut Mukti, kenaikan produksi
tersebut lebih rendah dari kenaikan ekspor dan konsumsi sebesar 353 ribu ton,
sehingga stok bulan Mei turun menjadi 2,884 ribu ton.
"Rendahnya stok minyak sawit dan
juga beberapa minyak nabati utama lainnya menjadi salah satu penyebab tingginya
harga minyak nabati," jelasnya. [qnt]