“Akibatnya terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Sekarang masyarakat lebih mementingkan kepopuleran, kuantitas mengenai berapa like, view dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial yang cenderung mengedepankan sensasi, konten nirfaedah dan berita bohong. Hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba-raba, kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi, bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi,” tegas Benny.
Saat ini setiap orang bisa menjadi berita dan news, keterbukaan ruang publik di alam digital membuat siapa saja dapat menjadi sumber informasi hingga siapapun yang kreatif, berteknologi tinggi dengan konten yang dapat mempengaruhi masyarakat, dialah yang paling unggul.
Baca Juga:
Bolehkan Anggota Paskibraka Pakai Jilbab saat Upacara, Kepala BPIP Minta Maaf
“Hal ini menyebabkan ruang publik direduksi menjadi alat kepentingan, bukan ruang dialektika untuk memajukan masyarakat, ruang publik seharusnya menjadi ruang dialog multi arah bukan sekadar tempat bermonolog para individualis yang tidak menghargai perasaan orang lain dan nilai nilai yang berkembang dalam masyarakat,” tambahnya.
Sebab itu, ia berharap para paskibraka harus tampil dalam upaya menjadikan ruang milik kita bersama ini kembali menjadi ruang terbuka yang santun, ruang nyata yang berpancasila tempat kita bisa berbagi nilai-nilai kebaikan serta persatuan dan kesatuan yang merupakan jiwa Indonesia.
Benny juga menyampaikan agar para calon anggota paskibraka hendaknya dapat selalu bijaksana dalam bermedia sosial dengan menyaring konten yang kita punya dan dapatkan sebelum membagikan berita tersebut dalam ruang-ruang publik media sosial dan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat luas khususnya generasi muda tentang bagaimana bermasyarakat dan khususnya bermedia sosial sehingga masyarakat khususnya kaum muda dapat benar-benar menjadi manusia yang berakal dan berhati.
Baca Juga:
BPIP Akhirnya Izinkan Paskibraka Berjilbab, Ikut Instruksi Kasetpres Heru Budi
“Para calon anggota paskibraka hendaknya dapat menjadi garda terdepan dalam mengubah pola pikir masyarakat dari kaum peng-iya yang sekadar robot mekanis pembagi konten apapun yang didapatkan tanpa meneliti lebih lanjut informasi yang diterima, menjadi komunitas pemutus kata yang menelaah dan menyaring lebih lanjut segala konten yang diterima sebelum dibagikan ke masyarakat,” tegasnya.
Dalam sesi tanya jawab ditanyakan antara lain bagaimana menghadapi informasi-informasi bohong khususnya yang berpotensi membahayakan seperti judi atau perdagangan manusia?
Benny menegaskan bahwa perlu kecerdasan literasi dari masyarakat khususnya para anggota Paskibraka dalam melakukan cek dan ricek atas setiap informasi yang diterima, dan selanjutnya atas pertanyaan bagaimana caranya menanggulangi ruang digital yang penuh dengan berita negatif.