WahanaNews.co | Ribuan pemudik masih bisa lolos dari penyekatan yang dilakukan
oleh petugas.
Penyekatan ini dinilai kurang efektif
lantaran tidak ada sanksi hukum.
Baca Juga:
Operasi Larangan Mudik Usai, Berganti Fase Pengetatan 18-24 Mei
"Penyekatannya memang kurang
efektif. Persoalannya pada pemudik yang kerinduannya sangat tinggi kepada
keluarga. Maka itu mereka mudik," kata pakar Kebijakan Publik dari
Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, saat dihubungi wartawan, Rabu (12/5/2021).
Dia menilai,
penyekatan ini sekadar formalitas, karena tidak ada sanksi hukum.
Menurutnya, sanksi hukum bisa berupa
denda maupun sanksi sosial.
Baca Juga:
Diminta Putar Balik di Cilegon, Perempuan Ini Ngamuk
"Penyekatan ini lebih menekankan
pada formalitas. Karena kebijakannya berubah-ubah terus tuh. Misalnya, kemudian
penyekatan jebol beberapa kali. Hingga akhirnya diloloskan. Karena persoalannya
tidak ada law enforcement (penegakan
hukum). Jadi tidak ada sanksinya. Orang itu harusnya ada sanksi hukum. Bisa
denda, bisa sosial. Tidak harus pidana," tuturnya.
Kendati demikian, menurutnya, aturan
ini juga bisa memicu chaos. Pasalnya,
jumlah pemudik sangat banyak.
"Risikonya bisa chaos juga. Tapi sebenarnya bisa lewat
aplikasi denda. Tapi ini juga sulit, karena jumlahnya banyak,"
ungkapnya.
Dia mengusulkan beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk mengendalikan pemudik ini.
Yakni, dari
mewajibkan tes Corona pada setiap pos hingga PPKM Mikro di daerah.
"Itu di setiap pos didirikan
tempat testing Covid-19. Misal tes antigen. Kalau, misalnya, taruhlah tes 5 kali dari Jakarta ke
Jawa Tengah. Terus biayanya dia tanggung sendiri, nanti pemudik pasti mikir.
Caranya begitu. Atau PPKM Mikro di jalan-jalan tikus. Jadi yang melakukan
penyekatan bukan aparat lagi, tapi warga setempat di daerah," ujarnya.
Sebelumnya, diketahui masih banyak
pemudik yang lolos dari penyekatan.
Terbaru, ribuan pemudik memadati jalur
Pantura Subang, Jawa Barat.
Petugas akhirnya membuka penyekatan
dan meloloskan pemudik, Rabu (12/5/2021) dini hari.
Pemudik yang didominasi pemotor
bersorak. Mereka bergegas mencari celah untuk segera melintasi pembatas yang
menutup jalan.
Terdengar pemudik meluapkan
kebahagiaan. Ada yang teriak "hore", ada yang
mengucap syukur hingga terima kasih.
"Seneng banget dibuka, jadi bisa
Lebaran di kampung," ujar Andi singkat, pemudik dari Cikarang tujuan
Brebes. [dhn]