WAHANANEWS.CO, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka menyoroti kasus proyek digitalisasi antara Pertamina dan Telkom yang dilakukan pada 2018-2023.
Berdasarkan penelusurannya, dalam proyek investasi digital selama 5 tahun, Pertamina membayar Rp15,25/liter BBM. Di mana Rp14,75 jadi keuntungan Pertamina.
Baca Juga:
Nelayan Tapteng Geram: Jatah Solar Dipangkas, Lebaran Terancam!
"Jangan dilihat per liternya 15 perak. Tapi ini disinyalir semenjak MyPertamina, margin SPBU yang tadinya Rp230/liter jadi Rp200/liter," ujarnya dikutip dari rmol.id, Selasa (11/3/2025).
Tak hanya itu, Rieke juga mengungkapkan, alasan menyoroti kasus proyek tersebut karena menelan biaya yang cukup fantastis, mencapai Rp3,6 triliun.
"Tujuan digitalisasi untuk kendalikan subsidi dan kompensasi pemerintah untuk BBM (pertalite, biosolar)," ungkapnya.
Baca Juga:
Hari Ini, Kejagung Akan Periksa Ahok Terkait Kasus Korupsi Pertamina
Sementara itu, Rieke pun meminta Dirut PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri agar membenahi sistem digitalisasi tersebut.
"Benahi digitalisasi PT Pertamina, terbukti sistem yang digunakan tidak berdampak pada subsidi tepat sasaran, dan buka ruang permainan harga," katanya.
"Jelaskan ke mana mengalirnya margin Rp14,75/liter (pada) 2018-2023. (Kami) Mendukung Kejaksaan Agung dan KPK bongkar tuntas, karena digitalisasi menjadi instrumen penting tata kelola BBM tepat sasaran," tutupnya.