Ia lahir pada 10 April 1969 di Nganjuk, Jawa Timur, dan bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik arloji di Sidoarjo. Ia aktif memperjuangkan peningkatan upah dan kondisi kerja yang lebih baik.
Beberapa hari sebelum ditemukan tak bernyawa, Marsinah memimpin aksi unjuk rasa yang menuntut hak buruh. Keberaniannya itu kemudian dikenang sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.
Baca Juga:
Dari Pertahanan hingga Pendidikan, Indonesia dan Fiji Sepakati Langkah Konkret Perkuat Kemitraan
Marsinah juga pernah menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award, sebagai bentuk pengakuan atas perjuangannya dalam membela hak asasi manusia di Indonesia.
Hingga kini, namanya tetap hidup dalam ingatan para buruh sebagai lambang keberanian dan keteguhan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.