WahanaNews.co | Dalam kasus Tragedi berdarah malang, Aremania sekaligus saksi tragedi Kanjuruhan Malang, X mengungkapkan ada sedikitnya empat anak-anak yang masih hilang atau belum diketahui keberadaannya.
X menyebut hal itu merujuk pada data yang dihimpun pihaknya sejak tragedi terjadi pada 1 Oktober sampai 4 Oktober 2022 malam.
Baca Juga:
YLKI Dukung Cukai Tinggi Minuman Berpemanis untuk Kurangi Konsumsi Anak
"Yang belum terdata kurang lebih empat dalam artian suporter itu belum ditemukan, belum ditemukan, belum pulang ke rumah," kata X, Rabu (5/10/2022).
X mengaku tak ingin menerka-reka nasib empat anak tersebut. Namun, X berharap semuanya dalam keadaan selamat.
"Karena kita tidak ada (kabar), dan mereka tidak punya KTP, masih di bawah umur," ujarnya.
Baca Juga:
Ingin Menjadi Kebanggaan Orang Tua: Kisah Mustofa yang Sembuh dari Katarak
Kementerian PPPA sebelumnya mengonfirmasi bahwa sedikitnya sudah 33 anak meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.
Sementara itu, Koordinator Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Pos Malang Daniel Siagian menyebut verifikasi jumlah korban masih terus dilakukan.
Data korban yang sudah ada akan dicocokkan dengan data lintas instansi, karena ada beberapa korban yang tanpa identitas atau identitasnya kabur.
"Posko bantuan hukum, sejak Minggu sampai Rabu ini, saya belum bisa menyebutkan berapa (korban), tapi sudah melakukan berbagai penyisiran terhadap korban-korban Kanjuruhan," ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan bermula saat polisi menambakan gas air kepada para penonton sepak bola. Polisi mengklaim gas air mata itu ditembakan untuk melerai kerusuhan di para pendukung Arema yang kecewa dan turun ke lapangan untuk menemui tim dan ofisial.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada para suporter di lapangan, tetapi juga terhadap penonton di tribun sehingga membuat massa panik. Penonton pun berlarian dan berdesak-desakan menuju pintu keluar.
Banyak di antaranya yang sesak nafas dan terinjak-injak. Setidaknya lebih dari 125 orang dilaporkan tewas dengan ratusan lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut. [rsy]