Erick mengatakan, harga minyak mentah dunia sekarang senilai 95 dolar AS per barel, jika nanti turun ke angka 75 dolar AS per barel, maka pertamax akan menyesuaikan dengan harga pasar, yang artinya harga pertamax bisa turun.
"Tapi, apakah solar dan pertalite itu nanti harga pasar? Ya enggak bisa, (tetap) subsidi," kata Erick.
Baca Juga:
Bikin Rontok Subsidi BBM, Ini Dampak Perang Iran Vs Israel ke RI
Berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang telah disepakati oleh Badan Anggaran DPR bersama pemerintah pada 9 September 2021 lalu, nilai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun ini adalah sebesar 63 dolar AS per barel.
Harga ICP yang terus melambung akibat kondisi geopolitik global membuat beban APBN meningkat, karena Indonesia masih mengimpor minyak sekitar 700 ribu barel minyak per hari untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Erick meminta agar masyarakat tidak lagi membanding-bandingkan harga BBM Indonesia dengan negara lain yang menjual BBM dengan harga murah, karena negara-negara itu mayoritas masih menghasilkan minyak.
Baca Juga:
Harga BBM Turun di Musim Mudik Lebaran, Ini Daftarnya
"Indonesia sudah (menjadi) negara pengimpor BBM dari tahun 2003, ini kadang-kadang yang kita persepsinya itu belum menyadari, karena dulu kita selalu ingat kita negara OPEC," ungkap Erick.
"Jumlah penduduk bertambah dari berapa ratus juta (dulu) sekarang 273 juta; mobil tambah, yang artinya penggunaan BBM meningkat; belum lagi industri petrochemical membutuhkan crude oil yang kita produksi untuk plastik, baju, dan lain lain. Dengan hal seperti itu, suka tidak suka kita harus mulai mengefisienkan impor, harus juga mengurangi ketergantungan dengan BBM," imbuhnya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.