WahanaNews.co, Jakarta - Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Empat prajurit gugur dalam peristiwa kecelakaan ini.
Baca Juga:
Menuju Solo, Presiden RI ke-7 Jokowi Dikawal Delapan Pesawat Tempur TNI AU
Kini, flight data recorder (FDR) dari dua pesawat tersebut sudah ditemukan. FDR itu akan menjadi bahan investigasi penyebab jatuhnya pesawat TNI AU di sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan.
Simak fakta-fakta terbarunya berikut ini.
1. 4 Korban Pesawat Super Tucano TNI AU Naik Pangkat Luar Biasa
Baca Juga:
Lanud Sjamsudin Noor Banjarmasin Bagikan 25 Kaki Palsu Sambut Hari Bakti TNI AU
Sebanyak empat prajurit gugur dalam kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Keempatnya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa setingkat lebih tinggi.
"Semua mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa sebagai penghargaan dari negara atas Dharma Bhakti mereka kepada nusa dan bangsa," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati di Kota Malang, Jawa Timur, dilansir Antara, Jumat (17/11/2023).
Adapun empat prajurit tersebut adalah:
- Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan
- Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya
- Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan
- Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta
Diketahui, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) pukul 12.00 WIB. Dua pesawat itu bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 yang tengah melakukan sesi latihan rutin.
Pesawat tersebut take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB. Dua pesawat mengalami hilang kontak usai melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal, jatuhnya pesawat tempur tersebut akibat cuaca buruk.
2. . Pesawat Keluar Masuk Awan Sebelum Jatuh
Dua pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 mengalami kecelakaan di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan pesawat sempat membuat formasi sebelum hilang kontak dan jatuh.
"Dua pesawat Super Tucano mengalami kecelakaan di lereng Gunung Bromo, saya ulangi, pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik. Flight dari 4 pesawat dengan 8 orang kru di dalamnya, mereka semua menjalankan semua prosedur dengan baik. Take off pada 10.51 WIB, pada 11.18 WIB mereka mengalami lost contact, faktanya itu," ujarnya, dalam konferensi persnya, di Halim, Jumat (17/11/2023).
Agung mengatakan pesawat take off satu per satu sebelum akhirnya membentuk formasi. Agung menyebut dalam formasi ini posisi pesawat berdekatan.
"Saya bisa jelaskan bahwa mereka terbang formasi. Take off satu per satu. Setelah naik ke atas, mereka bergabung menjadi satu kesatuan pesawat yang formasi, formasi tuh dekat sekali," kata Agung.
Selanjutnya, kata Agung, pesawat sempat keluar masuk awan dengan keadaan awan tipis. Namun, Agung menyebut awan tiba-tiba menebal. Hal ini membuat pilot tidak dapat melihat atau blind.
"Pada saat mereka climbing, mereka masuk ke awan in out, in out, artinya awannya tipis-tipis saja. Namun awan itu tiba-tiba menebal dengan pekat, bahkan pesawat yang dekat saja, yang jaraknya mungkin hanya sekitar 30 meter, itu tidak kelihatan, karena sangat tebal," kata Agung.
3. Pilot Super Tucano Laporkan 'Blind' Sebelum Jatuh
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan kondisi awan yang tiba-tiba menebal membuat pilot sempat mengatakan blind atau tidak dapat melihat.
Dengan laporan tersebut, membuat pesawat lain yang dalam posisi formasi akan saling menjauh.
"Para penerbang mengatakan blind, blind atau dalam bahasa Indonesianya buta, tidak terlihat. Itu adalah prosedur, dan prosedur ini yang menyelamatkan 2 pesawat," ujarnya.
"Pada saat mereka mengatakan blind maka secara otomatis sesuai prosedur pesawat-pesawat saling menjauhkan diri," sambungnya.
Selanjutnya, disebutkan terdengar dua kali suara locater transmitter (LT) atau indikator yang menunjukkan kondisi pesawat. Dua pesawat tempur Super Tucano ini lantas disebut hilang kontak pada 11.18 WIB.
"Pada saat mereka mengatakan blind, maka secara otomatis sesuai prosedur pesawat-pesawat saling menjauhkan diri. Pada saat mereka menjauhkan diri terdengar suara LT atau mesin locater transmitter berarti terdengar sesuatu yang terjadi pada pesawat. Kemudian, saya tidak tahu berapa lama, terdengar suara LT lagi yang kedua," kata Agung.
4. Flight Data Recoreder Super Tucano Ditemukan
TNI AU telah menemukan flight data recorder dua pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 yang jatuh di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Flight data recorder tersebut kini telah berada di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
"Perlu kami sampaikan, flight data recorder sudah ada di Lanud Abdulrachman, Saleh. Mudah-mudahan sudah kita baca untuk memberi penjelasan lebih lanjut apa yang terjadi pada penerbangan ini," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati, dalam konferensi persnya di Halim, Jumat (17/11/2023).
Agung juga menyebut Tim Puslaiklambangja dan Tim Skadron Teknik telah berada di lokasi dua pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut. Tidak hanya itu, tim juga telah mendapatkan beberapa data yang nantinya akan diinvestigasi.
"Tim dari Pusat Kelaikudaraan dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) bersama dengan tim dari Skatek atau Skadron Teknik di Lanud Abdulrachman Saleh telah berhasil mencapai kedua pesawat yang mengalami kecelakaan dan mereka telah mendapatkan beberapa data. Berhasil merekam informasi dan mencatat apa yang terjadi di sana," tuturnya.
5. TNI AU Tambah Prosedur Keselamatan Usai Peristiwa Jatuhnya Pesawat Super Tucano
Dua pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 mengalami kecelakaan di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan. Belajar dari kecelakaan tersebut, TNI AU memastikan akan menambah prosedur keselamatan.
"Penting bagaimana mengubah prosedur atau menambah prosedur," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati dalam konferensi persnya di Halim, Jumat (17/11/2023).
6. Prabowo Dukacita dan Melayat
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan berdukacita atas insiden jatuhnya 2 pesawat ringan EMB-314 Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). Prabowo pun melayat ke rumah prajurit TNI AU anumerta yang gugur dalam insiden tersebut.
"Saya turut berduka, saya terkejut, belasungkawa kepada anak-anak kita yang telah berkorban. Saya nanti berencana untuk nengok mereka. Keluarga yang ditinggalkan," kata Prabowo, dilansir detikJatim, Sabtu (18/11/2023).
Prabowo mengatakan sektor pertahanan memiliki banyak risiko yang ada di segala medan. Dia mengatakan para prajurit TNI menanggung segala risiko itu selama mengikuti latihan.
Pada hari ini, Prabowo melayat ke rumah awak pesawat Super Tucano EMB-314, Marsma Anumerta Sandhra Gunawan yang berada di Jalan Komud Abd Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Prabowo menyatakan berbelasungkawa atas insiden jatuhnya pesawat Super Tucano.
[Redaktur: Sandy]