WahanaNews.co, Jakarta- Ketua Presidium Forum Guru Besar Indonesia Prof Singgih Tri Sulistyono mengatakan, dalam menyikapi perkembangan kehidupan kebangsaan yang semakin memanas, akademisi dan cendekiawan serta tokoh-tokoh masyarakat hendaknya menyampaikan pemikiran pemikiran yang lebih menyejukkan daripada membakar situasi.
Sejumlah akademisi yang mengatasnamakan Forum Guru Besar mengimbau kepada seluruh civitas akademika untuk menghindari pernyataan yang bisa menggiring opini elektoral dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara.
Baca Juga:
Kasus Plagiarisme, Sejumlah Akademisi Berakhir Gelarnya Dicabut
"Lebih mendamaikan daripada meramaikan, lebih solutif dari pada provokatif," kata Singgih dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (9/2/2024].
Guru besar di Universitas Diponegoro itu mengajak para akademisi dan cendikiawan bangsa menjadi suluh dengan berdiri di tengah dan mengayomi, mencerahkan ketika gelap, dan menjadi penuntun masa depan.
Menurutnya para akademisi dan cendikiawan jangan justru menyampaikan penyataan yang dapat menimbulkan kesan seolah mengiring opini politik elektoral terhadap pihak tertentu dan menegasikan pihak lain sehingga menyulut suasana yang penuh ketegangan dan konflik.
Baca Juga:
Menjaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024 di Mimika, Begini Kata Akademisi Suku Kamoro
Adapun pernyataan Forum Guru Besar itu dihadiri oleh 15 orang guru besar dari berbagai perguruan tinggi, dan menghasilkan 8 maklumat yang dimaksudkan untuk mendinginkan dan mendamaikan suasana serta solutif terhadap persoalan persoalan kebangsaan.
Dia pun berharap maklumat yang disampaikan oleh presidium dapat menjadi pencerah bagi semua pihak demi keutuhan dan kejayaan NKRI, di tengah situasi kontestasi politik lima tahunan tersebut.
"Marilah kita jaga, kita rawat, dan kita kembangkan terus pusaka NKRI ini sebagai rumah bersama yang aman, tentram damai, bersatu, saling mengasihi, saling menghormati, gotong royong penuh kekeluargaan, tanggung jawab, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," kata dia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]