Padahal, ada lebih dari lima buah “figur” Soeharto di dalam museum seluas 3.620 meter persegi ini.
Termasuk beberapa yang terpampang sebagai diorama di area Joglo, Rumah Notosudiro, dan Rumah Atmosudiro.
Baca Juga:
Diajak Gabung Parpol Pelita, Gatot Nurmantyo: Saya Tidak Berpartai
"Kami punya tugas mengedukasi kepada masyarakat tentang perjalanan sejarah Pak Harto dari beliau lahir serta wawasan kebangsaan nasionalisme," ungkap Gatot.
Deretan koleksi yang bisa ditemui di museum ini meliputi arsip, diorama, foto, serta instalasi roll film berisi dokumentasi visual gerak tentang fase kehidupan dan perjuangan Soeharto.
Semuanya tersimpan dalam lima selasar museum milik keluarga Soeharto ini.
Baca Juga:
Ini Profil Aylawati Sarwono, yang Diduga Foto Syur Dengan Gatot Nurmantyo
Peranti multimedia itu menceritakan masa kecil Soeharto, penugasan-karier militer, kiprah politik, era kepresidenan, prestasi dalam negeri dan internasional.
Sejarah seputar Serangan Umum 1 Maret 1949, Trikora, juga Gerakan 30 September dihadirkan di museum.
"Memori perjalanan Pak Harto dari lahir, berjuang, memimpin, sampai wafat. Di museum kami, sejarah itu kami sampaikan secara benar, sesuai sejarah nasional dan itu data dari sumber-sumber yang jelas, seperti arsip nasional dan tokoh-tokoh terlibat," paparnya.