WahanaNews.co, Jakarta – Kasus pengeroyokan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, juga mendapat sorotan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Gatot menyebut prajurit TNI itu sebenarnya tak mudah marah jika memang tak ada pemicunya. Ia pun meminta agar seluruh pihak tak mem-politisasi peristiwa pengeroyokan tersebut.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
"TNI itu organisasi, bukan gerombolan, bukan orang yang mudah marah. Kejadian konvoi itu, dari 06.30, itu bolak balik. Jadi, tolong kita sama-sama jangan mem-politisasi ini," ujar Gatot dikutip dari akun instagram resminya, Minggu (7/1/2024) melansir VIVA.
Ia pun menjelaskan bahwa knalpot yang digunakan oleh para relawan Ganjar-Mahfud tersebut suaranya dua kali lebih berisik dari knalpot brong. Sehingga, kata dia, hal itu menjadi salah satu pemicu peristiwa tersebut.
"Karena itu bukan knalpot brong, bukan knalpot yang dimodifikasi. Tetapi itu knalpot yang dipotong sampai dengan leher angsa kalau istilah motor itu, jadi suaranya 2 kali lipat dari knalpot brong," kata dia.
Baca Juga:
Ketua DPRD Gorontalo Utara Dukung Kejari Jaga Netralitas Pilkada Serentak 2024
Ia pun menyoroti soal pemukulan oknum TNI kepada terhadap relawan tersebut pakai batu. Ia meminta agar semua pihak menunggu visum atas kejadian itu.
"Kemudian yang dikatakan dipukul oleh batu, kita tunggu saja visum. Apakah benar TNI memukul orang pakai batu. Ini keterlaluan kalau benar, tapi saya tidak yakin itu. Biarkan visum yang berbicara dan membuka semuanya," katanya.
Ia pun mengingatkan undang-undang pemilu pasal 280 soal ketertiban umum. Menurutnya, para relawan tersebut sudah mengganggu ketertiban umum dengan menggunakan knalpot berisik, hingga menyebabkan polusi udara.