WahanaNews.co | Terekam momen Irjen Ferdy Sambo saat menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, beberapa waktu lalu.
Peristiwa tersebut membuat sejumlah pihak meragukan pengusutan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Adegan haru dari kedua jenderal itu terekam dalam video berdurasi 26 detik.
Dalam video, tampak Kapolda Metro Jaya bersalaman dan langsung memeluk Irjen Ferdy Sambo serta mengusap kepala dan punggungnya. Bahkan, Kapolda juga mencium kening Kadiv Propram Polri itu.
Tampak pula, Irjen Ferdy Sambo meneteskan air mata saat dipeluk oleh Irjen Fadil Imran.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Momen pertemuan dari dua jenderal bintang dua itu disebutkan berlangsung di salah satu ruangan kantor Irjen Ferdy Sambo, pada Rabu (13/7) lalu.
Video pelukan erat itu muncul setelah peristiwa baku tembak antaranggota polisi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) lalu terkuak ke publik.
Buntut dari tersebarnya momentum itu muncul usulan agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan juga Irjen Fadil Imran dari posisi Kapolda Metro Jaya.
Diketahui, sebanyak tiga perwira Polri dinonaktifkan dari jabatannya pengusutan kasus ini. Mereka ialah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo; Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan; dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.
“Kalau mau fair sih dan penyelidikan peristiwa tewas Brigadir J lebih independen, seperti Kapolda Metro Jaya dinonaktifkan,” kata Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).
Ia menilai antara Fadil dan Sambo memiliki kedekatan emosional tersendiri, sehingga dikhawatirkan nantinya pengusutan kasus kematian brigadir J tidak objektif.
"Lalu bagaimana dengan Kapolda Metro Jaya yang berpelukan dengan Ferdy Sambo kayak film teletubbies. Apa iya beliau (Fadil) saat pengaturan rekayasa peristiwa pembunuhan Brigadir J tidak tahu ya dan tidak turut dilaporkan oleh Kapolres Jaksel ya,” ujarnya.
Pengacara keluarga Brigadir Yosua atau Brigadir J meragukan obyektivitas Polda Metro Jaya terkait penyidikan kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E.
Pengacara pun mengungkit pelukan antara Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang videonya viral di media sosial.
"Itu sebetulnya tidak tepat ditangani oleh Polda Metro Jaya karena kita lihat itu kalian-kalian juga yang memposting bahwa Kadiv Propam main Teletubbies dengan Kapolda Metro Jaya," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu (20/7).
"Itu peluk-pelukan sambil nangis-nangisan jadi kami ragukan juga objektivitasnya," katanya.
Menanggapi kritikan tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo angkat bicara. Ia memastikan pertemuan antara Irjen Fadil Imran dengan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo tak akan memengaruhi proses penyidikan.
Dedi menegaskan, Polri akan melakukan proses penyidikan yang menyangkut Brigadir J secara objektif dan profesional.
Sebab, kata jenderal polisi bintang dua itu, penyidik dalam menjalankan tugasnya memiliki kode etik dan profesi. Jika kemudian penyidik melanggarnya, maka bisa dituntut.
"Ketika penyidik mencoba tidak profesional, maka dia bisa dituntut juga," kata Dedi dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu (20/7).
Dedi menilai mengenai pertemuan Kapolda Metro Jaya dan Kadiv Propam nonaktif hingga akhirnya mereka berpelukan, itu hanyalah sebatas bentuk empati.
Menurut Dedi, kejadian tersebut tidak akan memengaruhi proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik dari Polda Metro Jaya. [rin]