WahanaNews.co | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melakukan inovasi dan terobosan baru dalam konstruksi jalan tol di Indonesia.
Salah satunya adalah penggunaan bahan bambu sebagai sistem matras jalan tol.
Baca Juga:
Tinjau Pembangunan Masjid Negara IKN, Wamen Diana: Bisa untuk Shalat Idul Fitri 2025
Dikutip dari Instagram @pupr_binamarga, Senin (27/9/2021), dijelaskan bahwa inovasi penggunakan bahan bambu ini akan dilakukan di Jalan Tol Semarang-Demak.
Adapun konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak ini sekaligus merupakan tanggul laut.
Sehingga, penggunaan bahan bambu saat ini sedang dilakukan proses pengujian untuk mengukur kelayakan sebagai sistem matras guna meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi jalan.
Baca Juga:
Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Transmigrasi, Dukung Pengembangan Infrastruktur di Kawasan Transmigrasi
Pengujian ini dilakukan karena konstruksi tanggul laut yang terintegrasi dengan jalan tol ini akan dibangun di atas tanah dengan klasifikasi very soft soil.
Pengujian ini terdiri dari dua jenis, yaitu uji tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bambu.
Pengujian tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bambu yang baru pertama kali dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan terobosan dalam memberikan solusi perkuatan tanah lunak yang murah dan tepat guna.
Sementara, dikutip dari instagram @anakteknikindo, Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Sri Murni Dewi, menjelaskan dalam penelitiannya bahwa penggunaan bambu di jalan tol adalah sebagai pengganti tulangan.
Menurutnya, material bambu memiliki kekuatan yang sejajar serat yang tinggi namun kekuatan tegak lurus seratnya rendah.
Oleh sebab itu, bambu akan terkesan reot ketika dimanfaatkan untuk konstruksi.
Dengan pengujian bahan bambu di Jalan Tol Semarang-Demak ini, maka ini akan menjadi proyek pertama di Indonesia.
Nantinya, struktur timbunan di atas laut direncanakan diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis. [qnt]