WahanaNews.co | Pemerintah berencana impor beras 1
juta ton pada awal tahun 2021 ini, dengan dalih untuk menjaga stok kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan
impor beras sebenarnya bukan hal baru, karena memang dari tahun-tahun
sebelumnya Indonesia juga selalu impor beras.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Realisasi
impor beras pun memang fluktuatif atau naik turun jumlahnya.
Kendati
demikian, jika diamati secara teliti, penurunan jumlah impor beras lebih sering
terjadi ketika masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) alias ketika akan terjadi masa peralihan
kekuasaan.
Berikut
ini adalah perbandingan data impor beras sejak era Presiden ke-5,
Megawati Soekarnoputri; Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY); hingga saat ini, masa
kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Era Megawati
Dikutip
dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2001, yang merupakan masa awal
kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Indonesia tercatat mengimpor beras 644.732
ton.
Jumlah
tersebut setara dengan harga 134,9 juta dolar AS.
Capaian
impor beras yang tergolong sedikit tersebut terlaksana di masa peralihan
kekuasaan dari Presiden ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ke Megawati.
Setahun
berselang, di 2002, Megawati mengimpor beras sebanyak dua kali lipat lebih,
tepatnya sejumlah 1.805.379 ton atau seharga 342,5 juta dolar AS.
Di tahun
2003, data impor beras Indonesia sedikit menurun, menjadi 1.428.505 ton selama
setahun, atau senilai 291,4 juta dolar AS.
Di
ujung masa jabatan Megawati dan memasuki awal kepemimpinan SBY, angka impor
beras Indonesia kembali turun drastis, menjadi hanya 236.866 ton atau setara dengan 61,7 juta dolar
AS.
Ini
terjadi pada tahun 2004, lagi-lagi merupakan masa kampanye Pemilu.
Era SBY
Di masa
kepemimpinannya, pada 2005, Presiden SBY sempat menorehkan data impor beras dengan
jumlah paling sedikit, yakni 189.616 ton atau setara 51,4 juta dolar AS.
Angka
tersebut merupakan capaian impor beras paling sedikit sepanjang tahun 2000-2019,
menurut BPS.
Setahun
berselang, pemerintahan SBY mengimpor beras 438.108 ton sepanjang tahun 2006
atau setara 132,6 juta dolar AS.
Namun,
lonjakan impor beras secara drastis terjadi di tahun berikutnya, sebesar
1.406.847 ton di 2007 atau setara 467,7 juta dolar AS.
Jelang
memasuki masa kampanye, dua tahun berturut-turut grafik impor beras Indonesia
kembali menurun.
Di
2008, Indonesia hanya impor beras 289.689 ton atau setara 124,1 juta dolar AS,
dan di tahun 2009 kembali menurun menjadi 250.473 ton atau senilai 108,1 juta
dolar AS.
Pada
masa Pemilu kali ini, SBY kembali terpilih menjadi Presiden.
Di awal
periode keduanya, pada tahun 2010, pemerintahan SBY mengimpor beras 687.581 ton atau senilai
360,7 juta dolar AS.
Angka
tersebut naik berlipat-lipat dari tahun sebelumnya.
Di 2011,
angka impor beras Indonesia kembali melonjak menjadi 2.750.476 ton atau setara
dengan 1,5 miliar dolar AS.
Capaian
ini menjadi yang terbanyak sekaligus termahal selama periode 2000-2019,
menurut BPS.
Di
2012, angka impor beras Indonesia turun menjadi 1.810.372 ton atau 945,6 juta
dolar AS.
Selanjutnya,
di 2013, impor beras Indonesia turun ke angka 472.664 ton atau
senilai 246 juta dolar AS.
Pada
masa akhir kepemimpinan Presiden SBY dan memasuki awal periode Presiden Jokowi,
di tahun 2014 impor beras Indonesia mencapai angka 844.163 ton atau senilai
388,1 juta dolar AS.
Era Jokowi
Di awal
masa jabatannya, tahun 2015, pemerintahan Jokowi mengimpor beras 861.601 ton atau senilai
351,6 juta dolar AS.
Di
tahun 2016, impor beras pemerintah melonjak menjadi 1.283.178 ton atau seharga
531,8 juta dolar AS.
Setahun
kemudian, di 2017 angka impor beras sempat menurun menjadi 305.274 ton atau
setara 143,6 juta dolar AS.
Namun,
penurunan tersebut tak terulang di tahun berikutnya, ketika Indonesia mengimpor
beras 2.253.824 ton di tahun 2018. Jumlah tersebut setara dengan 1,037 miliar dolar AS.
Usai
naik drastis, jumlah beras yang diimpor pemerintah kembali menurun di tahun
2019, lagi-lagi memasuki masa Pemilu.
Sepanjang
2019, Indonesia mengimpor beras sebanyak 444.508 ton atau setara dengan 184,2
juta dolar AS.
Kini,
masa kepemimpinan Jokowi masih berlangsung.
Menarik
dinanti, bagaimana realisasi impor beras era Jokowi di sisa masa
jabatannya hingga tahun 2024. [qnt]