"Dulu prosesnya melalui Dikti, hanya 2-3 profesor per tahun. Sekarang Kemenag bisa menilai sendiri. Baru-baru ini, saya menandatangani 32 guru besar sekaligus," ungkapnya.
Lebih jauh, Menag menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi perguruan tinggi saat ini, termasuk PTKIS, di tengah era digital.
Baca Juga:
Fase Puncak Haji Rampung, Menag Umumkan Empat Terobosan Layanan
Salah satu tantangan utama adalah menurunnya minat masyarakat terhadap pendidikan tinggi formal.
"Banyak yang memilih pendidikan keterampilan karena perusahaan lebih memprioritaskan skill keterampilan ketimbang gelar," jelasnya.
Perkembangan teknologi juga turut mengubah arah minat pendidikan, terutama ke model pembelajaran jarak jauh seperti yang ditawarkan Universitas Terbuka (UT).
Baca Juga:
Menag: Layanan Haji Gelombang Pertama Tuntas, Jemaah Siap Jalani Puncak Ibadah
“Ijazah UT, UI, UGM, ITB, dan PTIQ kini diakui setara. Sehingga PT harus punya strategi agar tidak gulung tikar," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Acara pelantikan tersebut juga dimeriahkan Haflah Tilawatil Quran oleh sejumlah qari internasional alumni PTIQ, termasuk maestro legendaris KH Muammar ZA (angkatan 1971), serta qari muda seperti Khairul Imam dan Fauzi Ridwan yang baru saja menjuarai MTQ internasional di Maroko dan Qatar.
“Ini tradisi alumni PTIQ untuk bernostalgia dan menjaga spirit keilmuan serta Quran," ujar Cholisuddin Yusa’.