"Untuk itu, pemenuhan
kepatuhan sesuai persyaratan negara tujuan ekspor, baik persyaratan dari
pemerintah maupun persyaratan khusus dari importir (buyers) patut kita
penuhi," ujar Artati.
Berdasarkan data National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) Fisheries
pada bulan April 2021, nilai impor udang AS mencapai USD 514,2 juta atau
meningkat sebesar 17 persen dibanding April 2020.
Baca Juga:
470 Juta Tahun Lalu, Ukuran Nenek Moyang Udang Capai 2 Meter
Dari sisi volume, impor udang
AS pada April 2021 sebesar 61,1 ribu ton atau meningkat sebesar 18,2 persen
dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Sementara udang yang berasal
dari Indonesia sejak Januari-April 2021 sebesar USD 503,8 juta atau 24,1 persen
dengan volume 58,0 ribu ton atau 23,5 persen.
Senada dengan Artati, Direktur
Pemasaran Ditjen PDSPKP KKP, Machmud, menjelaskan, berdasarkan data tersebut
terlihat adanya tren positif pertumbuhan permintaan udang di pasar AS, yang
tentu menjadi peluang bagi Indonesia sebagai salah satu produsen utama udang
dunia.
Baca Juga:
Tantangan Capai Target Produksi 2 Juta Ton Udang di 2024 adalah Rendahnya Kredit Perikanan
Di saat bersamaan, Machmud
menerangkan juga adanya tren penurunan ekspor udang India sebagai pemasok
terbesar ke pasar AS.
Dalam kurun waktu Januari-April
2021, tren penurunan udang dari India ke AS mencapai 5,9 persen menurut nilai
dan 6,0 persen menurut volume atau turun sekitar USD 46,3 juta (5,5 ribu ton)
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat peluang bagi negara produsen udang dunia lainnya (termasuk
Indonesia) untuk mengisi pasar udang di AS," tegas Machmud.