Namun, The Outlaw berhasil mengecoh, sehingga pesawat Belanda yang sempat
mengarahkan senapan mesin pun melanjutkan kembali terbang patrolinya.
John Lie dan pasukan berhasil
mendaratkan muatan senjata di Labuhan Bilik, Sumatera Utara.
Baca Juga:
Janji Prajurit Dihukum, Pimpinan TNI AL Minta Maaf ke Keluarga Jurnalis Kalsel
Tak lama setelah itu, ia kembali
melanjutkan perlayarannya ke Port Swattenham, Malaysia. Di kapal
itu, ia membawa karet untuk dijual.
Malaysia saat itu berada dalam
kekuasaan Inggris. Sehingga, tak mudah untuk menembus blokade pasukan bangsa
Barat itu.
Namun, John Lie dan awak kapal lain
berhasil lagi menembus blokade.
Baca Juga:
Prajurit TNI AL Tembak Mati Sales Mobil Saat Test Drive, Mayat Dibuang di Gunung Salak
Kepangkatan John Lie merangkak, seiring keberhasilannya menyelesaikan misi-misi perang. Pangkat
tertingginya sebelum pensiun adalah Laksamana Muda.
Ia purna tugas dari TNI AL pada 1967
dengan dua bintang di pundaknya.
Pada tahun yang sama, John Lie mengganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma. Pada tahun
tersebut, etnis Tionghoa memang diharuskan mengganti nama dengan menghilangkan
unsur China lewat Surat Edaran No.06/Preskab/6/67 tahun 1967.