Soal lisensi teknologi baterai yang
belum sepenuhnya dikuasai dan nilai investasi.
"Membangun industri baterai
menuju kelas dunia dengan kapasitas 140 GWh kita membutuhkan investasi dan
timeline panjang. Dari segi timeline 3 sampai 4 tahun, dari sisi investasi
nilai yang kita butuhkan 15,3 miliar USD (atau setara Rp 222,4 triliun),"
katanya.
Baca Juga:
Menperin: Anggaran Bukan Segala-galanya, Butuh Dukungan DPR Untuk Lahirkan Kebijakan Pro Industri
Namun, jelas
Toto, sudah ada 2 raksasa baterai yang berinvestasi besar dalam
pengembangan baterai di Indonesia, yakni LG Energy Solution dari Korea Selatan
dan Contemporary Amperex Technology
(CATL) dari China.
"Ekspansi menjadi pemain baterai
global adalah sesuatu yang dapat kita raih. Dengan produksi 140 GWh, kita
menjadi pemain baterai sel mungkin kebutuhan 20 persen di dunia, jadi sudah
termasuk pemain global yang mendunia," tuntasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.