WahanaNews.co | Komando Pasukan Khusus (Kopassus) adalah salah satu kekuatan
tempur militer Komando Utama (Kotama) yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia
(TNI) Angkatan Darat.
Kemampuan Kopassus dalam menjalankan
setiap operasi tidak perlu diragukan lagi.
Baca Juga:
Polres Labuhanbatu Kolaborasi dengan TNI & Satpol PP, Pastikan Rantauprapat Aman
Satuan Komando Khusus itu memang
sengaja dibentuk dengan merekrut prajurit-prajurit tempur yang memiliki
kemampuan atau skill dalam pertahanan
dan pertempuran di atas rata-rata prajurit lainnya.
Sehingga, tidak heran jika pasukan
yang dikenal dengan sebutan Korps Baret Merah itu sangat disegani, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mata militer asing.
Hari ini, Jumat, 16 April 2021,
Kopassus tepat memasuki usia ke-69 tahun.
Baca Juga:
TNI Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat: Kembali ke Barak dan Hormati Sipil
Pada kesempatan ini pula redaksi sengaja mengulas sosok orang yang sangat berpengaruh dalam
mendidik dan membentuk satuan komando pasukan khusus ini hingga menjadi pasukan
tempur yang disegani seperti sekarang ini.
Tahukah Anda, siapa
sosok yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter prajurit Kopassus itu?
Dia adalah Jenderal TNI (Purn)
Leonardus Benyamin Moerdani, atau yang lebih akrab disebut dengan
Jenderal Benny Moerdani.
Iya, Benny Moerdani merupakan salah
satu jenderal yang paling berjasa dalam membentuk karakter pasukan tempur
Kopassus menjadi pasukan elit yang memiliki keberanian dalam pertempuran, dan selalu berhasil dalam menjalankan tugas dan operasinya.
Mungkin pembaca masih bertanya-tanya,
mengapa Benny Moerdani sangat berjasa terhadap Kopassus?
Begini kisahnya. Pada tahun 1954, Jenderal TNI (Purn) LB
Moerdani, ketika itu masih berpangkat Letnan Dua, karena kecerdasannya dia ditunjuk dan dipercaya untuk melatih dan
mendidik para prajurit pilihan TNI Angkatan Darat pertama kali ketika Kolonel AE
Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko
TT).
Moerdani pun diangkat oleh Panglima
TT/III Siliwangi sebagai Kepala Biro Pengajaran.
Sebagaimana diketahui, Kesko TT adalah
cikal bakal terbentuknya Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang pada
perjalanannya nama pasukan elit itu diubah menjadi Komando Pasukan Khusus
(Kopassus).
Nah, pada tahun 1956, Moerdani
diangkat menjadi Komandan Kompi RPKAD.
Sejak itulah dia terlibat secara aktif
dalam sejumlah operasi yang dilakukan oleh pasukan elit TNI Angkatan Darat.
Mulai dari menghadapi ancaman para
pemberontak Darul Islam (DI/TII) di Jawa Barat, melakukan pertempuran melawan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.
Hingga pada tahun 1958, dia bersama
pasukan RPKAD terjun ke belakang garis musuh di Pekanbaru dan Medan untuk
mengambil alih dua kota itu dari penguasaan PRRI.
Tidak hanya itu, pada operasi
perebutan Irian Barat di tahun 1961, Benny Moerdani pun masih ikut dilibatkan
dalam operasi tersebut.
Padahal, ketika itu, Moerdani sudah dikirim ke Amerika Serikat oleh Jenderal Ahmad
Yani untuk mengikuti pendidikan Sekolah Infanteri Angkatan Darat di Fort
Benning, AS.
Di sana, Benny Moerdani mengikuti Kursus
Lanjutan Perwira Infanteri dan berlatih dengan 101st Airbone Division.
Sehingga, dalam operasi perebutan
Irian Barat yang dilakukan pada tahun 1961, Moerdani kembali melatih pasukan
RPKAD dan Kostrad untuk melakukan aksi penerjunan payung dan melakukan operasi
penyusupan ke belakang garis musuh.
Operasi penerjunan payung ke Irian
Barat pun dilakukan.
Benny Moerdani kembali memimpin
pasukan dan berhasil merebut Irian Barat setelah menaklukkan Angkatan Laut
Belanda ketika itu.
Hal serupa juga terjadi pada tahun
1964, setelah berhasil merebut Irian Barat, Moerdani kembali memimpin pasukan
RPKAD yang pernah dilatihnya melakukan aksi terjun payung untuk melakukan
pendaratan dan penyusupan ke Kalimantan.
Mereka bertempur dan melakukan perang
gerilya melawan tentara Malaysia dan Inggris yang ketika itu akan merebut
Nunukan, Kalimantan dari Republik Indonesia.
Sebagai pelatih sekaligus Komandan
Kompi RPKAD pemikiran serta teknik pertempuran Benny Moerdani sudah pasti
banyak mempengaruhi pola gerak pasukan elit Kopassus hingga saat ini.
Dan hari ini, Kopassus sudah memasuki
usia ke 69 tahun.
Tantangan serta ancaman yang akan
dihadapi kedepan pun pastinya akan berbeda dengan yang pernah dihadapi di masa
lalu.
Semoga di usia yang semakin matang
ini, Kopassus dapat terus berkarya dan tetap solid menjaga dan mengawal NKRI
dari berbagai ancaman yang akan datang.
Dirgahayu ke-69 tahun Kopassus.
Berani... Benar... Berhasil... Komando! [dhn]