Hamas sendiri dilaporkan telah menimbun ribuan roket dan
senjata lainnya. Terkadang Iron Dome meluncurkan dua rudal melawan satu roket
untuk memastikan intersepsi berhasil. Jika senjata pertahanan Israel itu
kehabisan rudal pencegat, korban bisa meningkat dengan cepat. Ini dapat
memotivasi tindakan militer Israel untuk melawan peluncur roket musuh.
Menurut studi tahun 2016 oleh RAND Corporation, efektivitas
Iron Dome bahkan mungkin menjadi kelemahan strategis. Karena serangan roket
Hamas menyebabkan kerusakan yang sangat kecil, setiap tanggapan militer Israel
dipandang tidak proporsional dan kasar.
Baca Juga:
Iran Luncurkan 27 Rudal Balasan Usai Digempur AS, Tel Aviv dan Haifa Porak-Poranda
Menurut laporan Asia Pacific Defense Journal, Indonesia
telah menerima sistem pertahanan rudal Norwegian Advanced Surface to Air
Missile System 2 (NASAMS 2), yang dipesannya dari Kongsberg Group Norwegia pada
tahun 2017.
Foto-foto yang muncul dari halaman situs pertahanan
Indonesia menunjukkan peluncur rudal NASAMS 2 milik unsur dari Tentara Nasional
Indonesia (TNI), sedang dipersiapkan dan dipersenjatai dan dikatakan akan
disebarkan ke Ibu Kota Indonesia, Jakarta.
Baterai pertama diharapkan untuk mempertahankan fasilitas
pemerintah yang bernilai tinggi, termasuk Istana Negara, dan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta.
Baca Juga:
Iran Luncurkan Rudal Bermuatan Submunisi, Tel Aviv Luluh Lantak
Kementerian Pertahanan Indonesia memesan dua baterai NASAMS
dari Kongsberg Group dalam kesepakatan senilai USD77 juta.
Sistem ini menggunakan rudal pertahanan udara jarak menengah
Raytheon AIM-120 AMRAAM, serupa dengan yang telah digunakan oleh pesawat tempur
F-16C/D Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Ini juga cukup
kompak untuk dibawa oleh pesawat angkut C-130 Hercules, dan dapat dipasang pada
platform mobile.
Ini adalah sistem pertahanan udara berbasis darat TNI yang
paling andal, dan mampu melakukan pertempuran jarak menengah hingga 60 kilometer.