Dia mengenal dekat Akbar Tanjung saat sama-sama menjadi aktivis.
"Saat itu kita berpikir mau dibawa kemana Forum Aktivis Nasional. Tiba-tiba Maurara Sirait nyeletuk, eh, nanti program pertama kita menyematkan penghormatan (tribute to) Akbar Tanjung, Maestro Aktivis Indonesia.
Baca Juga:
Kejati Jabar Terus Perdalam Dugaan KKN di Pasar Sindangkasih Majalengka, Agus Satria: Apresiasi Untuk Kejati
Dengan senang hati Qodari, Alumni HMI, menyambut program ini. Sebagai alumni HMI, saya juga bangga karena yang mengusulkan ini dari Ara sebagai aktivis GMKI," ucapnya.
Karena itu, para pendiri FAN lainnya sepakat dan antusias menyambut pencanangan program ini sebagai program pertama FAN.
"Dan kami semua bangga Akbar Tanjung ditempatkan secara terhormat oleh Forum Aktivis Nasional.
Baca Juga:
Dugaan KKN di Proyek Gedung Pencak Silat, Aktivis Minta APH dan Komisi Persaingan Usaha Turun Tangan
Dan secara kebetulan FAN ini didirikan oleh kumpulan para aktivis berlatar belakang Kelompok Cipayung Plus, dan Bang Akbar adalah salah satu tokoh di balik pendirian Kelompok Cipayung ini," kata dia.
Kata Bursah, bahwa Akbar banyak mempengaruhi pandangan generasi muda dalam konteks memoderasi pemikiran anak-anak muda untuk memajukan demokrasi dan paham kebangsaan.
"Kami memilih Akbar sebagai Maestro bukan saja karena keterkenalannya, keramahannya dan kedermawannya saja," katanya singkat.