Perhatian pada dunia pertanian, sebetulnya sudah dilakukannya ketika masih bertugas di kesatuannya. Saat itu Maruli mulai memikirkan bahwa ada yang kurang dalam hal intensifikasi budi daya pertanian. Selain itu dia juga melihat banyak lahan-lahan tidak ditanami karena berbagai faktor.
Sebagai contoh, kondisi geografis di Wonogiri misalnya, adalah kontur tanah yang bergunung-gunung dan kering. Lokasi lahan pertanian warga sebagian besar berada di ketinggian yang tak ada sumber air. Padahal sebenarnya tersedia sumber air melimpah dari anak-anak sungai di kawasan lembah. Karena itu, sebagian besar pertanian di Wonogiri bersifat tadah hujan.
Baca Juga:
Komentar KSAD Maruli tentang Keterlibatan TNI dalam Kasus Pembunuhan Wartawan Karo
Kondisi tersebut mendapat perhatian khusus, jajaran Korem diperintahkan kerja bahu-membahu dengan warga setempat untuk membangun dam atau bendungan kecil, selain juga membuat embung-embung untuk cadangan air di waktu kemarau.
Selanjutnya air dari bendungan itu dinaikkan dengan pompa hidrolik untuk mengairi lahan pertanian warga di kawasan bukit. Selanjutnya pemanfaatan dan perawatannya diserahkan kepada warga pengguna dan tentunya selalu didampingi Babinsa. Hingga saat itu Korem 074/Warastratama bersama warga telah berhasil membangun 17 buah bendung, 6 buah tanggul, dan 3 buah embung. Kesemuanya tersebar di sejumlah desa di Wonogiri, Klaten, dan Sukoharjo.
Berlanjut ke 2017 hingga 2018, Maruli ditunjuk untuk menduduki jabatan sebagai Wakil Komandan Paspampres. Kemudian, satu tahun berikutnya, sosoknya menjabat sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) IV/Diponegoro.
Baca Juga:
Cegah Prajurit TNI Terlibat Judi Online KSAD Jenderal Maruli Turun Gunung
Kemudian ia mendapatkan promosi menjabat sebagai Komandan Paspampres dan berlanjut memegang tongkat komando sebagai Pangdam IX/Udayana.
Kiprah Maruli Simanjuntak saat ini dikenal dengan sebutan 'Bapak Air'. Tak main-main, saat menjabat Pangdam IX/Udayana beliau kembali memainkan tangan dinginnya untuk membantu masyarakat membangun ratusan titik sumur di wilayah yang sulit air bersih.
Tak hanya satu atau dua sumur yang ia bikin. Tak kurang 150 titik sumur sudah ia bangun di teritori binaannya, yang terkenal sulit mendapatkan air bersih. Setidaknya ada 200 ribu penduduk yang sudah merasakan program Bapak Air hingga tahun 2021.