WahanaNews.co | Jika tidak terjadi perpanjangan kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK), PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura pada 2041.
Tony Wenas Presiden Direktur PTFI mengatakan, salah satu rencana penutupannya adalah dengan menghijaukan kembali semua lahan yang pernah menjadi lokasi tambang.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia dari 51 jadi 61 Persen
"Kita sudah menyiapkan biaya 370 juta dolar AS, sudah siap dan ditaruh di bank, enggak boleh diutak-utik," kata Tony belum lama ini di Timika, Papua Tengah, Sabtu (2/12/2023).
Tony menyampaikan, upaya yang dilakukan oleh PTFI merupakan sebuah komitmen untuk mengembalikan apa yang telah dihasilkan oleh alam.
Lebih lanjut, PTFI telah melakukan berbagai riset dan studi ilmiah dengan melibatkan para akademisi untuk rencana penutupan tambang kelak.
Baca Juga:
Gandeng PLN, Kini Produk Katoda Tembaga Freeport Gunakan Produk Hijau Berdaya Saing Tinggi
"Kita bikin research-nya dari sekarang, supaya semuanya siap. Apakah nanti mau (ditanam) jagung atau apa. Kita mulai nutupnya 2041 karena kan berhenti berproduksi di sini, kalau dilanjutin ya belum, penutupan tambangnya nanti," ujar Tony.
Pada 2022, PTFI telah melakukan upaya reklamasi besar-besaran yang menghasilkan restorasi seluas 472 hektar pada ladang bekas galian, dengan cara menimbunnya menggunakan campuran batu kapur guna mencegah terjadinya air asam pada area bekas tambang.
Selama periode 2019-2022, perusahaan tambang tembaga tersebut menilai kemajuan atau efektivitas dari lapisan penutup tersebut. Hingga 2022, PTFI juga telah menanam 146 jenis tanaman di lahan bekas endapan tailing atau sisa pengolahan tambang seluas 1.663 hektar.