Presiden meminta investigasi dilakukan secara mendalam sampai ke akar, hingga ditemukan pihak yang harus bertanggung jawab atas tragedi ini.
“Yang kedua Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk segera dilakukan investigasi secepat mungkin, dan harus ada yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Baca Juga:
Antisipasi Puncak Arus Balik, Pemerintah Beri Izin ASN untuk WFH 16-17
Tragedi Kanjuruhan bermula dengan kekalahan2-3 Arema FC dari sang rival bebuyutan, Persebaya Surabaya, pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Tepat setelah peluit akhir laga Arema FC vs Persebaya dibunyikan, ada beberapa suporter yang hendak menemui pemain.
Namun, hal tersebut memancing suporter lain untuk ikut masuk secara bergerombol ke dalam lapangan.
Baca Juga:
Sumber Bansos yang Dibagikan Jokowi Diungkap Muhadjir dan Airlangga
Pihak keamanan mencoba melakukan pengamanan dengan menghalau suporter yang masuk. Akan tetapi, karena jumlah fan yang terlalu banyak, pihak keamanan menjadi kewalahan.
Untuk memecah kerumunan massa, pihak keamanan akhirnya menembakkan gas air mata. Gas tersebut justru menciptakan kepanikan di tribune yang membuat suporter berdesak-desakan keluar stadion untuk menghindari gas.
Keputusan yang diambil otoritas keamanan menciptakan perdebatan. Sebab, dalam regulasi pengamanan stadion yang terbitkan FIFA, gas air mata dan alat pengendali massa dilarang digunakan di dalam arena laga.