"Selain itu, tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif aman, menurunkan BPP dan membuat PLN lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi/ kompensasi," lanjutnya.
Peresmian itu dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Dengan kapasitas yang masif untuk skala proyek pembangkit listrik tenaga surya, PLTS Terapung Cirata akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen kepedulian negara terhadap lingkungan.
Proyek yang dimiliki oleh PLN Nusantara Power ini disebutkan dapat memberikan kontribusi terhadap nol emisi karbon (NZE) sebesar 245 GWh per tahun Energi Hijau dan mereduksi 214.000 ton karbon dioksida per tahun.
Di sisi lain, Endang menyebut PLTS Terapung Cirata juga membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Bahkan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik dengan Renewable Energy Certificate (REC) maupun perdagangan karbon.
"Pembangunan proyek ini didasarkan pada kolaborasi joint investment, hubungan bilateral, dan kemitraan yang sukses baik G2G (Government to Government) maupun B2B (Business to Business) untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan hijau dengan sharing risiko," imbuhnya.
Proyek ini hasil kolaborasi dengan Masdar, sebuah perusahaan energi terbarukan yang berskala internasional, dan mendapat dukungan dari tiga lembaga keuangan terkemuka, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank.