Menurut Pengamat Ekonomi
Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, kebakaran dua kali berturut-turut
mengindikasikan sistem pengamanan di kilang Pertamina sangat rentan.
"Jadi kalau hanya
sekedar terkena petir, ini saya kira sangat naif ya. Masak cuma kena petir
kemudian menyebabkan kebakaran. Mestinya sistem pengamanan tadi ada
penangkalnya kalau ada petir dan lain sebagainya, tetapi ternyata tidak, dua
kali itu terkena petir juga. Sekali lagi bahwa sistem pengamanan ini sangat
rentan," kata dia.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Direktur Eksekutif Energy
Watch, Mamit Setiawan, mendorong agar dilakukan audit investigatif atas
kejadian tersebut, terutama untuk semua peralatan keamanan di kilang-kilang
milik Pertamina.
"Utamanya adalah terkait
dengan penangkal petir karena kita tahu bahwa alasan yang selalu keluar adalah
terkait dengan adanya sambaran petir pada saat terjadinya kebakaran
tersebut," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia,
perlu dicek kembali apakah penangkal petirnya bisa bekerja dengan baik, dan
apakah jumlahnya sudah memadai dengan luasan area kilang yang ada sehingga bisa
bekerja secara optimal jika memang penyebabnya adalah petir.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
3. Ahok Minta Sanksi Pecat
Atas rentetan peristiwa
tersebut, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok,
meminta agar pihak yang bertanggung jawab dipecat.