WahanaNews.co | Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menjadi narasumber pada “Workshop on Implementing the Seattle Framework on Gender Equality and Climate Change” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.
Plt. Deputi Bidang Kesetaraan Gender, KemenPPPA, Indra Gunawan memaparkan mengenai “Gender Integration in Climate Change Budget” pada sesi “Foresting an Enabling Environment for Change”.
Baca Juga:
Kemen PPPA Gandeng Kemkomdigi Tingkatkan Literasi Digital Perempuan dan Anak
Perubahan iklim memiliki dampak yang tidak proporsional terutama pada kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. Perempuan dan anak adalah kelompok yang paling terkena dampak buruk dari perubahan iklim.
“Berbicara tentang aksi iklim, penting untuk mengintegrasikan perspektif gender karena dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh perempuan dan laki-laki berbeda, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan dan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh,“ kata r Indra.
Indra juga menegaskan kembali bahwa “menjadi sangat penting untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam proses perencanaan dan penganggaran program dan kebijakan yang terkait dengan Perubahan Iklim.
Baca Juga:
Menteri PPPA Kawal Kasus Kekerasan Anak di Banyuwangi
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menerapkan strategi pengarusutamaan gender dalam pembangunan dan memprioritaskan isu perubahan iklim dan manajemen penanggulanagan bencana nasional.
Untuk mendukung penerapan penganggaran perubahan iklim yang responsif gender, terdapat mekanisme pengawasan pelaksanaan penandaan anggaran perubahan iklim dan penganggaran responsif gender, yang dikembangkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan.
Inisiasi terbaru untuk pengendalian perubahan iklim adalah dengan diluncurkannya Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim (RAN-GPI) yang menegaskan kembali peran penting perempuan dan anak dalam isu perubahan iklim.
Untuk menutup diskusi dalam pertemuan ini, Indra mengajak semua negara anggota APEC untuk bekerja sama menyoroti dampak perubahan iklim terhadap kesehatan perempuan dan anak-anak.
“Implementasi dan tindakan nyata perlu dilakukan sebagai langkah kunci untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kelompok rentan,” ujarnya.
Acara Workshop on Implementing the Seattle Framework on Gender Equality and Climate Change juga dihadiri oleh para ahli dari perwakilan negara-negara anggota APEC seperti Amerika Serikat, Selandia Baru, Peru, Chile, dan Filipina yang memaparkan inisiasi dan inovasi yang telah dilakukan dalam solusi perubahan iklim.
[Redaktur: Zahara Sitio]