Untuk bus listrik ukuran sedang dapat menampung sebanyak 19 orang dan 1 pengemudi, sementara bus listrik ukuran besar memiliki kapasitas duduk 50 orang penumpang yang terdiri dari 26 seat, 23 standing, dan 1 driver.
“Selain itu kami telah menyiagakan bus listrik untuk pelayanan dari Bandara Ngurah Rai ke kawasan Nusa Dua, Bali,” tutur Sesjen Novie.
Baca Juga:
Terkait Kasus Korupsi Tol MBZ, Kejagung Periksa Mantan Dirjen Perhubungan Darat
Penyediaan bus listrik untuk mendukung Presidensi Indonesia pada G20 berasal dari sejumlah pihak, di antaranya yakni: Bus Listrik Merah Putih dari Kemenhub, Kemenristekdikti, PT INKA dan sejumlah perguruan tinggi, Universitas Indonesia, PT Indika Energi (Foxtron), PT Tentrem Sejahtera, PT Sinar armada Globalindo, PT Mobilindo Armada Cemerlang, dan PT Mobil Anak Bangsa.
Berdasarkan data dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), secara umum Pemerintah menyiapkan 1.452 kendaraan listrik untuk membantu mobilitas penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022.
Dengan rincian: 962 mobil listrik, 454 motor listrik, dan 36 bus listrik, yang berasal dari berbagai produsen otomotif.
Baca Juga:
PT Jakarta Propertindo Siap Uji Coba Jalur LRT Jakarta Fase 1B
Rekayasa Lalu Lintas
Selain penyediaan bus listrik, dukungan yang diberikan Kemenhub di sektor darat untuk menyukseskan penyelenggaraan G20 yaitu melakukan pengaturan rekayasa lalu lintas bersama Kepolisian dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali, yaitu melalui skema penerapan sistem ganjil genap dan pembatasan operasional angkutan barang mulai 13 s.d. 17 November 2022, pukul 06.00 s.d. 22.00 WITA.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan sejak 9 November 2022 hingga hari ini Sabtu, 12 November 2022, dilaporkan bahwa kepatuhan pengguna jalan selama pemberlakuan ganjil genap mencapai 71 persen.