WahanaNews.co | Kementerian Pertanian mengembangkan program pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) sebagai upaya mengantisipasi perubahan iklim.
CSA merupakan pendekatan yang mentrasformasikan dan mengorientasikan ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan.
Baca Juga:
RI Butuh Tambahan 1 Juta Hektare Lahan Tebu Untuk BBM Bensin Campur Etanol 10%
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangannya, Selasa mendorong adanya berbagai inovasi dan teknologi seperti Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi perubahan iklim.
"Saya mendorong berbagai inovasi dan teknologi seperti Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi perubahan iklim," kata SYL.
Sebagai dukungan dari pelaksanaan program strategis Kostratani, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karangasambung di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah menyelenggarakan Training of Farmer (ToF).
Baca Juga:
Konsisten Jadi Barometer Produksi Gula Nasional, Jatim Produksi Gula Kristal Putih 1 Juta Ton Per Tahun
Tujuannya untuk mempersiapkan peserta TOF sebagai agen CSA dan meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) peserta TOF tentang pertanian cerdas iklim.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan apresiasi kepada SDM pertanian khususnya penyuluh dan petani di seluruh Indonesia.
"Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta mampu memberikan contoh dalam penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang," ujar Dedi.