Kita memang tahu satu hal bahwa keindonesiaan kita
adalah sebuah negosiasi kepentingan sekaligus perjuangan yang melampaui
kepentingan partikularistik.
Berangkat dari sudut pandang kekinian, kita masih
berada dalam kerasnya proses pembangunan negara-bangsa.
Baca Juga:
Resmi Jadi Presiden-Wapres RI 2024-2029, LP3BH Manokwari Ucapkan Selamat Bekerja kepada Prabowo - Gibran
Pembangunan dan penciptaan kembali identitas nasional
tetap jadi isu hangat bahkan pertarungan yang hidup di Indonesia.
Geliat proses ini sesungguhnya terikat erat pada segenap
usaha membangun Indonesia yang kian adil, demokratis, dan manusiawi.
Pemikir Juan J Linz (1993), mengingatkan kita dilema
dan jebakan pembangunan negara-bangsa modern.
Baca Juga:
Pemkab Buol Ajak Masyarakat dan Pemuda Amalkan Pancasila Jaga Keutuhan NKRI
Singkatnya, kita sedang menemukan kesulitan bagaimana
nilai-nilai agung kebangsaan nampak dalam tindakan politik negara.
Sebaliknya, ikhtiar kebangsaan belum cukup solid jadi
wadah negara dalam pelembagaan nilai-nilai keindonesiaan.
Kita mendapati kenyataan orang-orang semakin sulit
hidup berbaur.