Pemenang setiap kategori akan mendapatkan hadiah Rp 100 juta.
tengah gempuran informasi di media sosial, karya jurnalistik berkualitas mulai tersisihkan. Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengakui fenomena di era digital itu.
Baca Juga:
Keakraban Warnai Acara Buka Puasa PWI Sekaligus Peluncuran Buku Pernak-pernik HPN 2025 Kalsel
Pembaca surat kabar sangat jauh berkurang. Anak-anak muda apalagi Gen Z tak lagi nonton televisi dan mendengar radio. Ini menyebabkan "dapur" bisnis media jadi sangat terganggu.
Oleh karena itu, AJA 2024 lebih menonjolkan kepada karya jurnalistik investigasi dan kolaborasi. Sekali ini bentuk apresiasi terhadap wartawan, editor, media yang berupaya menghasilkan karya jurnalistik berkualitas. "Penghargaan terhadap karya jurnalistik berkualitas harus terus diberikan, terutama kepada media cetak," tambah Hendry Bangun.
Ketua Panitia Pelaksana AJA 2024, Artini mengatakan semua media, baik media besar maupun media kecil, diajak mengikuti kompetisi karya jurnalistik terbesar di Indonesia itu.
Baca Juga:
Pemerintah Jangan Buka Ruang Pengadilan Jalanan: Kembalikan Marwah PWI
“Media menyambut baik ajakan kolaborasi media besar dengan media kecil dalam proyek liputan bersama, menghasilkan karya jurnalistik berkualitas. AJA 2024,” ujar Artini, akan memberikan nilai tambah terhadap karya jurnalistik hasil kolaborasi.
Kunjungan media, "media visit" yang dilakukan Panitia AJA 2024 ke sejumlah kantor redaksi, antara lain Kompas, Tempo, Kumparan, Project Multatuli, CNI Indonesia, Detik.com, sejatinya menunjukkan api untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik berkualitas masih menyala.
Lewat karya, pimpinan media itu optimistis wartawan Indonesia bisa bersatu dan menunjukkan eksistensinya. Ini kontribusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro.