Menurut Ghivarra, dengan memanfaatkan pengetahuan kolektif dan sumber daya dari banyak orang, crowdsourcing dapat memperkuat upaya penegakan hukum dan kebijakan, serta mendorong tindakan kolektif untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan bebas dari kekerasan berbasis gender.
“Contoh platform yang sudah menunjukkan dampak positif adalah Change.org, yang digunakan untuk menggalang dukungan publik melalui petisi online, dan U-Report, perangkat milik UNICEF untuk mengumpulkan opini dan data dari kaum muda tentang berbagai isu, termasuk KBGO,” ungkapnya.
Baca Juga:
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien Berakhir dengan Penyerahan Uang Damai Rp 350 Juta
Di Indonesia sendiri, lanjutnya, terdapat sejumlah 'tunas' yang bisa bermetamorfosis jadi platform crowdsourcing yang efektif, meskipun masih memerlukan banyak penyempurnaan, seperti penambahan fitur instrumen pelacak informasi artificial intelligence atau ruang diskusi interaktif.
[Redaktur: Zahara Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.