WahanaNews.co, Jakarta - Komisi Nasional Disabilitas (KND) meminta setiap tempat pemungutan suara (TPS) memberikan layanan sesuai kebutuhan pemilih disabilitas. Ketua KND, Dante Rigmalia, menegaskan bahwa tidak semua pemilih disabilitas memiliki kebutuhan yang sama.
"Karena kan misalnya disediakan template braille, tapi disabilitas netranya, tunanetra, pada saat 30 tahun dia nggak bisa baca tulis braille. Yang dia butuhkan bukan kasih template itu. Karena kalau dia disabilitas netra pada usia dewasa, tidak pernah belajar baca tulis braille yang dia butuhkan bukan itu. Mungkin pendamping yang akan membacakan," kata Dante di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Dante mengatakan sebelum hari pencoblosan, panitia penyelenggara harus mendata pemilih disabilitas sesuai dengan kebutuhannya. Agar disabilitas dapat terfasilitasi di TPS.
"Kami sangat berharap penyelenggara pemilu itu bisa memastikan terkait data, data disabilitas yang sudah tercatat dalam daftar pemilih tetap itu. Ketika dia disabilitas maka harus disiapkan sebelumnya, dan harus diidentifikasi, diassesment kepada orangnya, kebutuhan apa sih yang dia perlukan untuk dia bisa nyaman, aman dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemilu. Mereka bisa memilih dengan nyaman, kemudian kerahasiaan bisa terjaga, dan hal-hal yang lain yang harus diperlukan itu ada," imbuhnya.
"Jadi perlu benar-benar memastikan penyandang disabilitas yang tercatat sebagai pemilih pada saat hari H itu mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dia atas dasar bertanya pada dirinya, bukan atas dasar persepsi," sambungnya.
Baca Juga:
KPU Labura Verifikasi Berkas Calon Bupati dan Wakil Bupati di Rantau Prapat: Pastikan Dokumen Sah
Lebih lanjut, Dante menilai pendidikan politik teman disabilitas masih kurang. Dia menambahkan pemerintah masih dapat memberikan pendidikan politik tersebut pada sisa waktu Pemilu 2024.
"Kami sangat berharap pendidikan politik itu bisa disampaikan sehingga mereka tahu siapa sih yang dia pilih. Jangan sampai mereka tidak paham memilih siapa, sehingga pada waktunya ya sudah coblos aja, mana aja," ujarnya
"Kita nggak berharap seperti itu ya, ini adalah momentum untuk semua orang bisa menentukan pilihan. Ya meskipun ada waktu lah beberapa hari lagi untuk memberikan pendidikan politik kepada penyandang disabilitas. Saya pikir ini bisa dimanfaatkan," imbuhnya.