Hampir seluruhnya di kampung yang saya datangi kemarin itu menyatakan mereka belum divaksin.
Kita bertanya alasannya kenapa mereka tidak mau divaksin, mereka bilang mereka takut efek samping dan berita-berita yang mereka dengar itu bahwa vaksin itu mematikan, seperti itu.
Baca Juga:
Jaringan Damai Papua (JDP) Berbelasungkawa atas Penembakan 10 Warga Sipil Tewas di Papua
Sebagian lagi di kampung-kampung itu mendengar hoaks yang mengatakan bahwa itu bagian dari pada antikris, jadi yang tertulis di Alkitab itu, khususnya untuk kepercayaan orang Nasrani, bahwa di zaman akhir itu akan ada orang-orang yang mencoba untuk antikris ya, antikristus seperti itu.
Anti-agama yang menyuntikkan vaksin tersebut dan dia menjadi chip yang dapat memonitor kita ada di mana-mana, kita ke gereja-gereja kayak gitu, kalau kita ke gereja nanti kita dapat dampak seperti itu.
Jadi ternyata perpaduan antara dua hal yang mengakibatkan masyarakat jadi enggan untuk divaksin karena sebagian besar ketakutan divaksin, khususnya orang asli Papua yang saya tekankan seperti itu.
Baca Juga:
Dua Prajurit Yonif R 408/SBH Tertembak KKB Papua
Satu hoaks yang beredar kemudian tidak diverifikasi dengan berita counter untuk memperbaiki narasi yang salah tersebut.
Yang kedua, kemarin setelah kita melakukan engagement antara saya, Ibu Bupati dengan mereka, mereka sebenarnya secara logis dan rasional menerima penjelasan tentang kenapa vaksin itu penting.
Tetapi mereka meminta satu hal, dilakukan sosialisasi secara menyeluruh akan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan tentang vaksin dan supaya jelas.