Diketahui,
Prabowo sempat berencana mendatangkan jet tempur Eurofighter Typhoon
bekas dari Austria.
Rencana
ini mendapat kritik keras dari kalangan masyarakat sipil.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Soleman
mengakui, alutsista bekas ini harganya lebih murah dan bisa mendapat lebih
banyak armada.
Masalahnya,
biaya pemeliharaan dan potensi kecelakaannya jadi lebih tinggi.
"Lebih
baik punya dua [alutsista] baru daripada 5 bekas. Masalahnya biaya maintenance
tinggi. Kelihatannya belinya murah. [Biaya] yang paling tinggi itu merugikan
manusianya. Mendidik komandan kapal enggak mudah, apalagi permesinan dan
peralatan," tuturnya.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
"Jangan
pikir lagi kapal tua. Sudah tiga kapal tua tenggelam," ucap dia, yang
merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI itu.
Kapal-kapal
berusia tua yang tenggelam itu, antara lain, KRI Pati Unus-384 (2016), KRI
Sibarau-847 (2017), KRI Teluk Jakarta 541 (2020).
"Yang
baru-baru tenggelam tuh enggak ada," imbuhnya.