"Menurut
saya, [prioritas utama adalah] kapabilitas deteksi pesawat atau kapal asing
yang memasuki wilayah kita, ancaman penculikan ABK (anak buah kapal), ancaman
kelompok teroris di perbatasan, dan kemampuan membantu pemerintah menangani
bencana alam," tuturnya.
Setelah
menyusun strategi berdasarkan prioritas, baru ia menyarankan pemerintah mulai
melirik sumber anggaran, baik dari luar maupun dalam negeri.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Artinya,
Prabowo harus bisa melobi Kementerian Keuangan atau pihak asing untuk
memperhatikan atau mensponsori belanja alutsista.
Beni
sendiri mengapresiasi upaya Prabowo dalam dua tahun terakhir yang bersafari
mencari alutsista di negara-negara luar.
Namun,
ia menekankan percepatan pemenuhan MEF agar mencapai target di 2024.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
Prabowo
sendiri sempat mengakui ada dilema dalam belanja alutsista; di satu sisi,
alutsita modern dibutuhkan. Di sisi lain, harganya sangat mahal.
"Alutsista
di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat
mahal. Sangat mahal," kata dia, di Bali, Kamis (22/4/2021).
"Dilema
harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan
supaya kedaulatan kita tidak diganggu," imbuhnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.