"Postur
TNI AL sangat-sangat kurang, kapal sangat tua," ucap Bobby, yang merupakan
politikus Partai Golkar itu.
Soal
pengadaan alutsista bekas, dia mengaku itu merupakan strategi sekaligus hasil
kompromi terkait keterbatasan anggaran militer.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Terlebih,
katanya, peremajaan bisa berarti "meremajakan yang tua atau menambah atau
mengganti formasi".
"Kalau
mau idealnya semua baru. Cuma ada keterbatasan penganggaran yang membuat
militer, TNI, Kemenhan harus pintar lah memainkan strategi juga," ujar dia.
"Mungkin
ada satu kompromi, yang paham militer lah, kenapa [beli] bekas. Kami hanya
memastikan legislasi, payung hukum, cek ricek, anggaran bisa terserap dengan
baik, enggak ada kapal enggak layak," jelasnya.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
Terkait
pengadaan kapal selam, Bobby menyatakan jumlah idealnya, mempertimbangkan luas
wilayah, adalah 12 unit.
Saat
ini, TNI AL baru memiliki lima unit. Hal itu pun sudah tercantum dalam Rencana
Strategis IV atau MEF III.
"Idealnya
kapal selam 12, karena luas wilayah. Baru tiga [pengadaan], nanti tambah tiga,
jadi totalnya delapan. Kita memastikan ada, dan tidak mengganggu
program-program pembangunan yang lain," urai dia.