WahanaNews.co | Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengunjungi lokasi proyek Pabrik Soda Ash milik Petrokimia Gresik, Jumat (10/9/2021).
Kunjungan itu merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap percepatan pembangunan Pabrik Soda Ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3).
Baca Juga:
Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia Ditangguhkan Universitas Indonesia
Nanti, pabrik itu akan menjadi yang pertama di Indonesia untuk memperkuat industri kimia nasional.
Bahlil mengatakan, dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik merupakan instruksi Presiden Jokowi.
Supaya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pengurus DPP Partai Golkar Periode 2024–2029
Nantinya, pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik akan mengurangi ketergantungan impor.
“Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan agar proyek ini berproses,” ujar Bahlil.
Dia berharap, BUMN juga dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah, seperti yang dilakukan Petrokimia Gresik melalui strategi related diversified industry.
Pabrik Soda Ash itu akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash.
Upaya itu akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
“Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan,” kata Bahlil.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengatakan, selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
“Kami mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM, Insya Allah proyek investasi yang rencananya dibangun di lahan Petrokimia Gresik seluas 20 hektar ini dapat terlaksana,” tandasnya, dalam keterangan pers.
Pabrik Soda Ash itu nantinya berkapasitas 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2024.
Selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari.
Seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, sampai kaca beserta turunannya.
“Pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global,” kata Dwi Satriyo.
Sebelumnya, untuk menyukseskan pembangunan Pabrik Soda Ash ini, Petrokimia Gresik telah menandatangani MoU dengan PT Garam (Persero) dan perusahaan multinasional Unilever Asia Pte Ltd.
MoU itu untuk menjamin ekosistem bisnis rencana pembangunan Pabrik Soda Ash.
Petrokimia Gresik akan membeli garam industri sebagai bahan baku Soda Ash serta bekerjasama dengan Unilever Asia sebagai offtaker yang akan menyerap produk Soda Ash. [dhn]