WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sejumlah pemuda mengenakan jaket berwarna kuning mengunjungi Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jalan Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (12/2) lalu.
Ada apa? Rupanya, mereka adalah pengurus pusat Pemuda Katolik (PK).
Baca Juga:
Presiden Tegaskan Integritas Pemerintahan di Tengah Semangat Natal 2024
Kehadiran para pengurus teras PK itu memang dijadwalkan untuk 'mengawal' Rm Aloysius Budi Purnomo Pr.
Romo ini adalah pejabat baru di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Jabatannya adalah Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI (Komisi HAK KWI) dan baru sebulan berkantor di situ. Ia menggantikan Rm Agustinus Heri Wibowo Pr, pejabat sebelumnya.
Sepanjang hari itu, Rm Aloysius Budi Purnomo Pr dan PK dijadwalkan “menggeruduk” ke kantor-kantor organisasi kepemudaan lintas agama untuk bersilaturahmi.
Baca Juga:
Pesan Presiden Prabowo Saat Hadiri Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena GBK
Dalam gerbong PK terlihat Stefanus Asat Gusma (Ketum), Lorensius Purba (Sekjen), Bondan Wicaksono (Waketum), PK Freddy Situmorang (Waketum), Ignatius Arie T (Kabid OKP dan Antar Lembaga), Santi Manurung (Kabid Moderasi Beragama dan Hubungan Masyarakat Katolik),
Cindy Refra (Wasekjen Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum), Fika Anggi S (Wabendum) dan Yusti W (Kabid Kaderisasi dan Pelantikan).
Mengenakan batik lengan panjang berwarna biru, Romo Aloys berjalan memasuki kendaraan yang sudah siap menanti.
"Saya ingin silaturahmi ke Organisasi Kepemudaan Lintas Agama. Saya ingin berjumpa dengan sahabat-sahabat. Saya kan baru sebulan menjabat. Sebagai orang baru harus memerkenalkan diri dulu," ujarnya.
Jadwal kunjungan sangat padat dan satu hari penuh. Asat Gusma memang menyusun kunjungan gerudukan silaturahmi ini dengan ketat. Dialah yang mengabarkan rencana kunjungan bersejarah ini kepada para ketum organisasi kepemudaan lintas iman.
Jadwal sudah disusun dengan rute kunjungan silaturahmi ke Kantor Pusat Organisasi Pemuda Muhammadiyah, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Pemuda Hindu (Peradah) dan terakhir GP Ansor.
Kantor Pemuda Muhammadiyah yang terletak di Menteng, Jakarta adalah sasaran pertama. Rombongan diterima oleh Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla dan jajarannya.
Dzulfikar yang juga menjabat Wamen Perlindungan PMI sangat siap menerima kunjungan dari KWI ini.
Pertemuan berlangsung di Aula Pertemuan yang terletak di lantai 6 Gedung PP Muhammadiyah yang letaknya tidak jauh dengan KWI.
Bahkan Fikar, panggilan akrab Dzulfikar, sempat mengecek segala “tetek bengek“ persiapan. Dan ia telah menyiapkan makan siang Istimewa.
Ada coto Makassar, Es Pisang Ijo, Es Doger, dan Nasi Kebuli. "Kita kedatangan tamu istimewa," ucapnya.
"Selamat datang Romo…,” ucap Fikar saat rombongan Rm Aloys tiba di lantai 6.
Sambutan hangat penuh persahabatan mewarnai kehadiran Romo Aloys. Orang nomor satu di PP Pemuda Muhammadiyah itu, langsung memersilahkan rombongan KWI untuk santap siang.
"Ini hidangan khas Makassar yang memang kami sediakan bagi romo dan rekan-rekan," kata Dzulfikar.
Dalam sambutannya, Dzulfikar pun memastikan silaturahmi aktivis lintas iman terutama para pemuda di Indonesia jadi prioritas utama. Sebab, Indonesia terdiri dari berbagai agama dan sudah terjalin kerukuran sampai saat ini.
"Sebagai aktivis lintas iman tugas kita mendeliver pesan perdamaian sampai ke grassroot (masyarakat), kabar-kabar tentang perdamaian itu begitu penting, tidak ada kemajuan tanpa perdamaian kita berharap dengan orang tua-orang tua kita ada di KWI, Muhammadiyah, NU dan lain-lain berikan support," kata Dzulfikar.
Dzulfikar menerangkan, persaudaraan hakiki sesama anak bangsa merupakan kekuatan membangun NKRI.
"Sehingga, apa yang terbingkai dalam pertemuan ini semoga bisa diikuti hingga akar rumput. Tak ada kemajuan tanpa perdamaian," kata dia.
Pertemuan berkembang menjadi dialog yang humanis dan berbalut dengan humor tanpa merendahkan bisa menjadi modal membangun bangsa.
Fikar juga menegaskan bahwa, Pemuda Muhammadiyah dan OKP Lintas agama lainnya terbiasa dengan humor-humor yang tentu saja tidak merendahkan. Dan itu merupakan kebanggan mereka. Dirinya juga mengapresiasi silaturahmi dari KWI ini.
Dalam sambutannya, Ketum GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat memberikan apresiasi terhadap kunjungan Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Aloysius Budi Purnomo.
Kunjungan ke kantor GAMKI merupakan silaturahmi kedua. Dialog yang cair terjadi karena juga ditemani oleh kopi dan camilan.
GAMKI, Pemuda Katolik dan Rm Aloys terlihat menikmati dialog yang mengalir dan mencerahkan. Suasana penuh canda dan terkadang serius menjadikan kunjungan ini kian bermakna.
Sahat, panggilan akrab Ketum GAMKI itu, menegaskan, GAMKI bersama organisasi pemuda lintas agama lainnya saling bahu membahu menjaga Indonesia.
Ia menunjuk dokumen-dokumen penting yang mengikat organisasi kepemudaan lintas agama dalam hubungan kesehariannya.
"Ada dokumen Abu Dhabi, terkait komitmen menjaga perdamaian dan komitmen Jakarta-Vatikan yang sama juga untuk OKP lintas agama. Bersama Pemuda Katolik, GP Ansor, Muhammadiyah, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Tentunya bisa berkolaborasi dengan KWI dan organisasi pemuda lintas agama, dan GAMKI tentunya sangat siap berkolaborasi," kata Sahat.
Kunjungan silaturahmi ketiga ke kantor Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia).
Ia disambut oleh Ketum Peradah Indonesia I Gede Ariawan. Sambutannya hangat, penuh aura kebahagiaan. Gede yang dipanggil sebutan akrab “The Big” oleh para sahabat ketum, menegaskan bahwa kunjungan Rm Aloys sangat penuh makna dalam membangun kaki-kaki perdamaian dan silaturahmi.
Ia juga menceritakan perasaan bangganya saat berkunjung ke Vatikan bersama organisasi kepemudaan lintas agama lainnya pada Agustus 2024 lalu.
Bangga karena saat Msgr Indunil yang mewakili Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot - Prefek Dikasteri (Kementerian) Dialog Antarumat Beragama, Vatikan, mengatakan, bahwa kunjungan ke Vatikan oleh para organisasi pemuda lintas agama Indonesia merupakan sejarah pertama kali bagi Vatikan.
Merupakan sejarah karena biasanya yang berkunjung ke Vatikan selalu hanya satu agama. Dan tidak pernah berbagai agama datang bersama-sama.
"Kami menyambut baik kunjungan Romo Aloy Budi. Mudah-mudahan, interaksi intens penuh kedamaian ini akan terjaga terus sampai adik-adik kami nanti yang menjabat sebagai pengurus. Peradah sangat mengapresiasi silaturahmi ini," kata Ariawan.
GP Ansor merupakan tujuan akhir silaturahmi gerudukan KWI dan Pemuda Katolik. Ketua PP GP Ansor, Addin Jauharudin menyambut kunjungan dengan tersenyum lebar. Kebahagiaan terpancar dari kedua belah pihak saat bertemu. Dan bagi Addin, pertemuan ini merupakan sejarah dan membahagiakan.
"Ansor mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari sahabat-sahabat Katolik. Kami seperti saudara. Kita akan terus banyak kegiatan, mungkin bukan soal agama saja, tapi banyak kegiatan. Banyak kader dari ormas yang makin maju," kata Addin.
Seperti halnya I Gede Ariawan, Addin Jauharudin juga menunjuk Deklarasi Jakarta-Vatikan yang ditandatangani para ketum kepemudaan lintas agama dari Indonesia.
Piagam Jakarta-Vatikan yang disaksikan melalui pembubuhan tanda tangan oleh Paus Fransiskus, demikian ditegaskan Addin, merupakan bagian dari komitmen pemuda lintas agama yang sudah disepakati. Organisasi pemuda lintas agama wajib untuk menerjemahkan.
“Itu janji suci dan PR kita semua. Hubungan ini tidak sebatas lintas agama tapi dalam hal yang lebih luas lagi. Siapapun yang memimpin organisasi pemuda lintas agama nantinya harus menghormati dan menjalankan isi dari Deklarasi Piagam Jakarta - Vatikan," katanya.
Menanggapi seluruh kunjungan gerudukan yang disusun oleh Asat Gusma, Rm Aloys merasa sangat bahagia. Ini merupakan awal yang sangat bagus dari perjalanan Komisi HAK. Silaturahmi ini merupakan perjalanan puncak kebahagiaan, persaudaraan, dan persahabatan.
“Saya seperti pulang ke rumah. Rahmatan il ilamin. Saya menikmati perjumpaan dengan Gus Fikar, Gus Addin, Mas Sahat, dan Bli Gede. Semangat keberagaman, penghayatan iman yang dibalut dengan humor yang saling menghargai bukan merendahkan. NKRI harus tetap bersatu dan bangsa ini harus berbangga kepada para ketum-ketum tersebut," ucap Rm Aloys yang piawai meniup saxophone ini.
Rm Budhenk, panggilan akrab Rm Aloys ini, mengakui bahwa keinginan untuk bersilaturahmi muncul saat hadir dalam perayaan Buka Tahun Bersama Tahun 2025 Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).
Dan dalam perayaan itu PWKI memberi anugerah “TERIMAKASIHKU KEPADAMU“ kepada 7 organisasi kepemudaan lintas agama tersebut. Mereka dianggap telah memulai perjalanan untuk membangun perdamaian. Dan menurut Rm Aloys, apa yang dilakukan PWKI, meski sederhana, memberi dampak yang luar biasa. Dan itu terlihat dari pemberitaan yang muncul.
“Oleh karena itu, saya menghubungi Mas Putut untuk bisa kenalan secara intens dengan para ketum organisasi pemuda lintas agama itu,“ ujar Rm Aloys.
Mas Putut yang dimaksud adalah AM Putut Prabantoro, pendiri dan penasihat PWKI – komunitas wartawan Katolik di Indonesia.
Putut Prabantoro, yang juga pengajar (Taprof) Bidang Ideologi Lemhannas RI itu, menjadi pendamping saat organisasi kepemudaan lintas agama itu beraudiensi dengan Paus Fransiskus di Vatikan.
Sementara itu, Ketum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma berterima kasih kepada OKP Lintas Agama yang berkenan menerima silaturahmi Romo Aloys. Ini adalah salah satu pilar kebangsaan.
"Kita perkuat ini semakin kuat dan kokoh. Kita harapkan, kita teruskan sampai ke daerah. teman-teman di bawah mengikuti. Semangat persaudaraan harus terus dijaga, tidak lagi bicara perbedaan," kata Gusma diakhir perjumpaan.
[Redaktur: Zahara Sitio]